Sueb (49) mengalami kecelakaan kerja beberapa tahu silam. Kecelakaan tersebut membuat kakinya terpaksa harus diamputasi. Awalnya Sueb enggan untuk diamputasi. Ia memilih pengobatan medis ataupun tradisional. Namun, karena lukanya tekah terinfeksi Sueb harus ikhlas merelakan satu kakinya diamputasi.
"Masa-masa awal kaki saya diamputasi saya sedih berpikir bagaimana saya menghidupi keluarga saya, ada perasaan ingin menyerah, namun saya bersyukur memiliki keluarga yang hebat. Ada ibu dan istri saya yang menerima keadaan saya dan merawat saya," tutur Sueb mengenang masa sulitnya.
Satu tahun pertama Sueb menggunakan kaki palsu. Namun terasa tak nyaman dan sakit karena masih penyesuaian. Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu Sueb bisa melakukan aktivitanya menggunakan kaki palsu miliknya.Â
Sueb menggunakan kaki palsunya untuk bekerja di lading, menanam sayuran dan menjualnya ke pasar. Ia juga membantu istrinya menyiapkan bahan jahitan, hingga beribadah ke masjid.
Â
"Alhamdulilah saya sholat masih bisa ke masjid, namun karena kaki palsunya sudah lecet dan kotor, saya letakkan di pelataran masjid dan berjalan ke dalam masjid dengan satu kaki, seringkali tetangga membantu, saya senang," ucapnya.
PPPA Daarul Qur'an Malang berkesempatan mendatangi kediamannya sekaligus memberikan bingkisan sembako. "Alhamdulilah, senang bisa menambah keluarga baru, terima kasih atas bingkisannya," ujarnya.Â
Pada saat yang sama PPPA Daarul Qur'an Malang melihat bagaimana kaki palsu Sueb sudah rusak. Untuk itu, PPPA Daarul Qur'an mengajak masyarakat untuk membantu pengadaan kaki palsu bagi Sueb dan pejuang kehidupan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H