Mohon tunggu...
PPPA Daarul Quran
PPPA Daarul Quran Mohon Tunggu... Lainnya - Lembaga Amil Zakat Nasional dan Wakaf PPPA Daarul Qur'an

Lembaga yang bergerak pada penghimpunan dan penyaluran donasi untuk pemberdayaan sosial, dakwah dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Syahroni, Disabilitas yang Jadi Pengrajin Kaki Palsu

8 Juni 2021   14:22 Diperbarui: 8 Juni 2021   14:45 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang tentu saja ingin hidup dengan kondisi fisik yang sempurna, termasuk Syahroni. Namun, kecelakaan yang terjadi pada 2000 silam ternyata merenggut hampir separuh hidupnya. Betapa tidak, akibat kecelakaan tersebut kaki kirinya terpaksa harus diamputasi.

Lelaki asal Pandeglang, Banten, itu mengalami kecelakaan nahas saat bekerja. Ia koma selama tiga hari, menghabiskan hingga 36 kantong darah dan menanggung biaya pengobatan sebanyak 65 juta rupiah.

Pada saat itu, Syahroni mengaku istrinya sedang mengandung anaknya yang keempat. Sementara ketiga anaknya masih kecil. 

Pasca kecelakaan itu, ia seperti orang yang tak memiliki tujuan hidup. Ia hanya menghabiskan waktu untuk merenung. "Penyandang itu bisa apa sih, saya hanya pasrah kepada Allah, saya dayang kepada ustadz, kyai," ujarnya mengingat masa lalu.

Namun, Syahroni sadar bahwa ia memiliki istri dan anak-anak yang harus dinafkahi. Siapa lagi jika bukan ia yang bekerja mencari nafkah. Hingga akhirnya Syahroni membeli pisang dari sisa uang terakhir yang ia miliki.

"Saya punya uang 15 ribu, nekat jualan pisang goreng, setiap hari saya belanja, kadang nggak makan, saya puter lagi uangnya," jelasnya.

Tak hanya berjualan pisang goreng, ia pun mencoba peruntungan dengan berjualan es mambo setelah membeli kulkas bekas milik tetangganya. Meski sulit, keadaan tersebut terus ia jalani hingga anak-anaknya masuk sekolah.

Kemudian, kehidupan Syahroni pun mulai bangkit setelah tiga tahun berselang. "Singkat cerita, 2003 punya kaki palsu, dari situlah saya bangkit," ungkapnya.

Pada saat itu, ia membeli kaki palsu dengan harga yang sangat mahal yakni 10 juta rupiah. Jumlah yang sangat banyak di mata Syahroni. Namun hal itu harus ia lakukan demi keluarganya.

Suatu ketika, kaki palsunya mengalami kerusakan. Ia pun harus memperbaiki di tempat servis kaki palsu. Namun bukannya diperbaiki, Syahroni justru semakin bingung karena harga servis yang mahal, tak cukup hanya dengan 500.000 rupiah.

Berawal dari situlah, Syahroni berusaha memperbaiki kaki palsunya sendiri. Ia bongkar kaki palsunya dan memperbaiki beberapa bagian yang rusak. Kemudian ia gabungkan kembali dan ternyata dapat digunakan seperti sedia kala. Maka sejak saat itu, Syahroni membulatkan tekad untuk menjadi pengrajin kaki palsu demi membantu para penyandang disabilitas lainnya.

Selain menjadi pengrajin kaki palsu, ia juga merupakan perancangan motor roda tiga. Semua itu ia lakukan agar para penyandang disabilitas yang lain tak bernasib sama dengannya.

Atas wasilah menjadi pengrajin kaki palsu dan perancangan motor roda tiga, Syahroni telah mampu berangkat ke Tanah Suci sebanyak tiga kali dan menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.

"Ya, memang, ini semua adalah hikmah dari musibah yang saya terima, Allah malah mengangkat kami, Alhamdulillah," imbuhnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun