yaaah... ternyata saya nggak jauh beda dengan tipe yang lainnya.
Betapa kejamnya dunia, kalo sudah begini jadinya... fiuuhhh
Biasanya, ungkapan : mangkanyaaa..., atau tuuh kan apa saya bilang... atau coba aja kalo kemaren... bla..bla.. blaa.. ungkapan basi yang biasanya datang saat keadaan sudah terlambat. Reaksi selanjutnya adalah datangnya perasaan bersalah, merasa tak berguna, bahkan yang terparah adalah perasaan Depresi dan Halusinasi, perasaan digentayangi ratu demit yang sebenarnya : TAGIHAN KARTU KREDIT. Oh Tidaaaaaaaaakk....
Jadi, Hantu Momok? atau Susuk?
aah.. buat saya sama saja... sama-sama melenakan, sama-sama menakutkan, tapi sama-sama ditunggu-tunggu penuh gairah.
--------
Jadi, bagaimana seharusnya? Bagaimana menangkis serangan Setan Great Sale yang ternyata jahanam ini?
Perlu Introspeksi sepenuh hati dan jiwa, Sikap dan keimanan yang teguh. Nggak main-main lho, banyak orang yang terjerumus kedalam lembah nista Tagihan Debt Collector Kartu Kredit. tidak sedikit yang deprersi bahkan gila dililit hutang. Ini bagian dari akibat tidak langsung dari sikap hidup hedonis, sedangkan kantong tak mampu. Abai terhadap realitas.
Untuk itu, kita perlu berdamai dengan hati, niatkan dengan ikhlas dan buat suatu Prinsip dalam hidup. Mau dibawa kemana diri anda? keluarga anda? hidup anda? tentunya jauh-jauh dari lilitan hutang nan beringas.
Bersikaplah jadi pemimpin yang bijak, ajak dan minta dukungan istri / suami dan keluarga. Berikan pemahaman dan bijaksana dalam menanamkan sikap dalam menghadapi fenomena Great sale ini. AJak dan buatlah target dalam keluarga anda. Rumuskan tujuan diri sendiri, keluarga, orang tua, anak-anak, pendidikan, asuransi, budget liburan dll. Buat dan libatkan keluarga dalam membuat priorotas dalam keluarga anda. Mana Prioritas utama, mana prioritas tambahan, mana yang sisipan.
Maka dengan keteguhan hati dan keimanan sekuat baja, anda akan terhindar dari Godaan Great Sale yang jahanam.