Mohon tunggu...
PPK ORMAWA BEM FT UM
PPK ORMAWA BEM FT UM Mohon Tunggu... Foto/Videografer - universitas negeri malang

sebuah organisasi mahasiswa yang memiliki dan menduku tridharma erguruan tinggi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penyusunan Action Plan dan Revitalisasi Wisata Edukasi di Desa Sumbergondo, Langkah Kolaboratif untuk Masa Depan Pariwisata Berkelanjutan

30 Agustus 2024   18:36 Diperbarui: 30 Agustus 2024   18:42 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Desa Sumbergondo/dokpri

Sumbergondo, 15 Juli 2024 – Dalam upaya mengembangkan potensi wisata edukasi yang berkelanjutan, Desa Sumbergondo menggelar kegiatan penyusunan action plan, budgeting, work networking, dan stakeholder mapping pada 15 Juli 2024. Kegiatan yang menjadi bagian dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) ini berlangsung di Rumah Komposter dan TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dengan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), mitra komunitas, serta tim pengelola sampah desa. 

Acara ini bertujuan untuk menyatukan visi dan langkah-langkah strategis dalam membentuk serta merevitalisasi wisata edukasi di Desa Sumbergondo. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah desa, BUMDes, serta para mitra dan stakeholder terkait dalam mengembangkan sektor pariwisata yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan nilai edukatif kepada pengunjung.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Sumbergondo, [Nama Kepala Desa], menyampaikan pentingnya sinergi antara semua pihak dalam mencapai tujuan bersama. "Kolaborasi antara pemerintah desa, BUMDes, dan seluruh stakeholder merupakan kunci utama dalam mewujudkan Desa Sumbergondo sebagai destinasi wisata edukasi yang unggul. Dengan perencanaan yang matang dan kerja sama yang kuat, kami yakin potensi desa ini dapat berkembang dengan optimal," ujarnya.

Sesi pertama kegiatan ini difokuskan pada penyusunan action plan, di mana peserta bersama-sama merumuskan langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk merevitalisasi wisata edukasi di desa. Penyusunan rencana aksi ini meliputi identifikasi program-program unggulan, penentuan target jangka pendek dan panjang, serta pengembangan metode monitoring dan evaluasi untuk memastikan setiap tahap berjalan sesuai rencana.

Setelah penyusunan action plan, kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan budgeting, di mana para peserta melakukan perencanaan anggaran yang efektif dan efisien. Diskusi ini mencakup alokasi dana untuk berbagai kebutuhan, termasuk infrastruktur, pelatihan, promosi, serta pengelolaan sumber daya alam yang ada di Desa Sumbergondo.

Work networking menjadi topik penting berikutnya, di mana para peserta mengeksplorasi peluang kerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar desa. Dengan membangun jaringan kerja yang kuat, diharapkan desa dapat memperoleh dukungan yang lebih luas, baik dari segi pendanaan, sumber daya, maupun promosi wisata edukasi yang sedang dikembangkan.

Sumber gambar: Desa Sumbergondo/dokpri
Sumber gambar: Desa Sumbergondo/dokpri

Tak kalah penting, kegiatan ini juga menekankan pada stakeholder mapping, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan peran serta kontribusi masing-masing pihak dalam pengembangan wisata edukasi. Proses ini membantu memastikan bahwa setiap stakeholder memiliki pemahaman yang sama mengenai peran mereka, sehingga dapat berkontribusi secara optimal dalam proyek revitalisasi ini.

Selama diskusi, para peserta berbagi pandangan dan ide untuk memajukan wisata edukasi di desa, khususnya dalam hal pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan. Tim pengelola sampah di Rumah Komposter dan TPS 3R memberikan masukan berharga mengenai bagaimana pengelolaan limbah yang efektif dapat dijadikan bagian integral dari wisata edukasi, sekaligus menjadi daya tarik bagi pengunjung yang ingin belajar tentang lingkungan.

"Desa Sumbergondo memiliki potensi besar untuk menjadi contoh desa wisata edukasi yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi dan pendekatan yang ramah lingkungan, kita bisa menciptakan pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik," kata [Nama Narasumber], seorang pakar lingkungan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun