Mohon tunggu...
PPKO BEM FATETA IPB 2024
PPKO BEM FATETA IPB 2024 Mohon Tunggu... Jurnalis - BEM FATETA IPB UNIVERSITY

Program Penguatan Kapasitas Ormawa BEM Fakultas Teknologi Pertanian IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tim PPK Ormawa BEM FATETA Kenalkan Smart Farming dengan Menghadirkan Digital Fertilizer Station

2 Agustus 2024   21:54 Diperbarui: 2 Agustus 2024   22:21 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA

Disambut Antusias oleh Warga Desa Gunung Malang, Tim PPK Ormawa BEM FATETA Kenalkan Smart Farming dengan Menghadirkan Digital Fertilizer Station

Desa Gunung Malang terletak di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan luas area mencapai 345.295 hektar dan terdiri dari 1.899 kepala keluarga. Desa ini terbagi menjadi 7 RW dan 25 RT, dengan jumlah penduduk sekitar 6.789 orang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019. Mayoritas penduduknya adalah petani, sebanyak 1.378 orang, yang sebagian besar mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama mereka. Terletak di lereng Gunung Salak dengan ketinggian 600-700 meter di atas permukaan laut, desa ini memiliki lahan pertanian yang luas, di mana sekitar 44% dari total area desa ditanami padi dan palawija. Meskipun begitu, pengolahan limbah pertanian di desa ini masih menggunakan metode konvensional, seperti membiarkannya terdekomposisi secara alami. 

Kini, PPK Ormawa BEM FATETA hadir dengan inovasi untuk mengolah limbah pertanian serta limbah organik dengan tambahan mikroba menjadi sebuah pupuk organik dengan alat yang dinamakan Digital Fertilizer Station (DFS) atau "gentong pintar". Inovasi ini bertujuan untuk menangani kurangnya ketersediaan pupuk juga mengurangi penggunaan pupuk kimia di lahan para petani. Produk pupuk organik melalui teknologi smart farming tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mempersingkat waktu dekomposisi pupuk organik, serta dapat memantau kualitas pupuk dari jarak jauh.

Untuk merealisasikan solusi tersebut, Tim PPK Ormawa BEM Fateta 2024 telah melaksanakan kegiatan sosialisasi di tiga lokasi fokus, yaitu di RW 3, 4, dan 7, pada tanggal 19 sampai 21 Juli 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya tim untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat setempat mengenai cara pembuatan dan dosis mengenai pupuk organik serta Digital Fertilizer Station. Sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan antusiasme warga dalam membuat serta mengolah pupuk organik. Dengan terlaksananya sosialisasi pada ketiga RW tersebut, tim PPK Ormawa BEM Fateta 2024 berharap dapat menjangkau kemampuan dan pengetahuan warga serta memastikan informasi tersebar secara merata.

Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA
Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA
Ketua Badan Permusyawaratan Desa, Bapak Encep menyatakan "Terima Kasih untuk adik-adik mahasiswa IPB University karena telah membantu berkontribusi untuk menyebarluaskan informasi dan pelatihan mengenai pupuk organik kepada Desa Gunung Malang. Semoga dengan ini kita bersama bisa menjalankan dan mensukseskan tiap program kerja yang akan dilaksanakan terutama dibidang pertanian seperti pupuk organik dan pencerdasan ruang tani yang akan diajarkan". Kolaborasi antara Tim Pelaksana PPK Ormawa IPB University 2024 dan masyarakat Desa Gunung Malang ini merupakan contoh nyata pengabdian masyarakat yang memanfaatkan teknologi digital. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk melakukan langkah serupa demi perkembangan yang lebih baik di era digital ini.

Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA
Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA
Dalam penjelasannya mengenai alat Digital Fertilizer Station, Fauzan menyatakan, "Alat ini dapat mengontrol beberapa variabel seperti temperatur dan kelembaban melalui sistem IoT (Internet of Things). Selain itu, alat ini dapat mempersingkat waktu dekomposisi pupuk yang semula dua bulan menjadi satu bulan"."Bahan utama dalam pembuatan pupuk organik ini jerami, kotoran hewan, daun singkong, dan limbah nanas" Ujar Fatih dalam penjelasannya mengenai pembuatan pupuk organik.

Pupuk organik dengan proses secara konvensional dapat dipanen sekitar dua bulan. Dalam penjelasan pembuatan pupuk organik pula disampaikan oleh Hasianna bahwa proses pembuatan pupuk dapat dipangkas hanya menjadi satu bulan.

Pada acara sosialisasi tersebut menghadirkan antusiasme para warga dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada pemateri (Fatih dan Ana) diantaranya "jenis tumbuhan apa saja yang bisa dipakai dlm proses pemupukan?" ujar Pak Andi, serta "Jangka waktu proses pemupukan, ada perbedaan dengan pupuk kimia atau tidak?" ujar Pak Encep

Terdapat beberapa titik lokasi pusat yang akan menjadi fokus utama dalam penempatan alat pembuatan pupuk atau Digital Fertilizer Station tersebut. Alat yang disediakan oleh tim pelaksana adalah sebanyak 4 toren dan 2 gentong, distribusi akhir yang akan diberikan kepada masing - masing RW adalah 2 toren dan 1 gentong pada RW 007, 1 toren pada RW 003, serta 1 gentong dan 1 toren pada RW 004. Diharapkan dengan adanya 'gentong pintar' atau DFS tersebut dapat memberikan manfaat dan keberlanjutan yang baik kepada masyarakat Desa Gunung Malang terkhususnya kepada para kelompok tani

Harapannya dengan adanya teknologi Digital Fertilizer Station yang kami bawakan dari program kami tidak hanya dapat memberikan manfaat tetapi juga memberikan semangat bagi para petani untuk menerapkan pertanian organik di desa gunung malang dan mampu menginspirasi para petani di desa lain.

Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA
Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA
Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA
Tim Multimedia PPK Ormawa BEM FATETA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun