Batik merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia oleh UNESCO.Â
Batik merupakan perpaduan antara teknologi dan seni yang sekarang sudah banyak berkembang baik dalam hal motif / corak yang beraneka ragam serta proses pembuatannya yang lebih modern, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan  nilai jual dan daya saing batik dengan trend fashion yang ada saat ini.
UKM IAAS LC Universitas Jember melalui Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPK Ormawa) yang mengangkat tema "Integrasi Pemberdayaan Kelompok Tani Wanita dan Pengerajin Batik Berbasis Sociopreneur Melalui Pemanfaatan Pewarna Alami dari Batang Tembakau di Desa Sumberpakem" telah melakukan serangkaian kegiatan pada Minggu (18/09/2022) guna meningkatkan inovasi pewarna alami untuk tekstil terkhususnya kain batik, kegiatan ini merupakan implementasi dari pembuatan pewarna alami yang telah dibuat dikegiatan sebelumnya (Sabtu, 17/09/2022).
Kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng Kelompok Radhia Tani dan para pengerajin batik dari UMKM Batik Labako di Dusun Krajan, Kecamatan Sumberjambe, Desa Sumberpakem, Jember.Â
Selain melakukan praktek langsung pengaplikasian pewarna alami batik dari limbah batang tembakau para pengerajin batik juga diberi tambahan materi tentang digital marketing agar batik yang dihasilkan dapat dipasarkan dengan jangkauan yang lebih luas lagi.
Proses pewarnaan kain batik menggunakan pewarna alami dari limbah batang tembakau dilakukan dengan cara merebus bubuk pewarna selama beberapa waktu hingga warna coklat dari batang tembakau terekstraksi secara sempurna.Â
Setelah warna dari batang tembakau terekstraksi kain batik yang siap untuk diwarnai dicelupkan dan ditunggu  beberapa waktu hingga warna menempel dengan sempurna pada kain batik. Kain batik yang sudah berwarna kemudian dicuci hingga bersih kemudian dijemur hingga kering agar warna pada kain terikat secara sempurna.
Harapannya setelah diadakannya kegiatan ini para pengerajin batik akan terbuka pemikirannya sehingga beralih menggunakan pewarna alami yang lebih murah dan ramah lingkungan ketimbang menggunakan pewarna sintetis. Selain itu setelah kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan nilai jual dan pemasaran yang lebih luas lagi dari sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H