Mohon tunggu...
PPI Tiongkok
PPI Tiongkok Mohon Tunggu... Lainnya - Berdaya-Berkarya-Bersama

PPI Tiongkok merupakan organisasi mahasiswa, sebuah wadah skala nasional yang menaungi berbagai organisasi pelajar Indonesia di seluruh Tiongkok dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa Indonesia bertukar pikiran secara aktif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cina Mendanai Sinovac's CoronaVac di Brasil, Seberapa Efektif Vaksin Ini?

3 Desember 2020   10:13 Diperbarui: 3 Desember 2020   10:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PPI Tiongkok

Penulis: Divisi Artikel PPI Tiongkok 2020-2021

Vaksin COVID-19 CoronaVac yang dikembangkan oleh Sinovac adalah vaksin virus yang tidak aktif yang dikembangkan oleh tim peneliti Qinchuan dari Institut Zoologi, Akademi Ilmu Kedokteran China.

Pada tanggal 19 April, tim peneliti Qinchuan dari Institute of Medical Laboratory Animals of the Chinese Academy of Medical Sciences mengunggah artikel tentang perlindungan vaksin pada hewan percobaan ke bioRxiv, yang menunjukkan bahwa vaksin itu berkembang dengan sangat sukses, yang berfungsi secara baik dan aman. Percobaan pada Monyet Rhesus juga menunjukkan tidak adanya efek Antibody Dependent Enhancement (ADE). Ditambah lagi, mereka tidak mengalami kerusakan patologis paru-paru setelah vaksinasi. Ini menunjukkan bahwa vaksin memiliki perlindungan efisiensi tinggi.

Pada 10 Agustus 2020, Sinovac mengunggah data uji klinis Fase 2 dari CoronaVac ke medRxiv, yang menunjukkan bahwa vaksin mereka aman dengan tingkat serokonversi sebesar 97,4% dalam 28 hari.

Pembuatan dan pengembangan CoronaVac didanai oleh Pemerintah China, yang mnyumbangkan sebagian untuk investasi perusahaan sebesar US $140 juta dalam vaksin. Dengan tahapan beberapa fase, diantaranya Fase Klinis I / II: tidak ada efek samping yang serius; Fase Klinis I menunjukkan respons antibodi; Fase Klinis III: dimulai pada Juli, dengan merekrut 9.000 staf medis di Brasil.

Dalam uji coba Fase II, lebih dari 90% dari 600 peserta yang sehat mengembangkan tanggapan kekebalan. Kexing Biosciences menandatangani perjanjian dengan produsen imunobiologi Brazil Instituto Butantan pada bulan Juni untuk memajukan uji klinis ke Fase III. Kedua belah pihak dapat memproduksi hingga 100 juta dosis per tahun.

Menurut berita dari "Globe" Brasil, AFP dan media asing lainnya (11 Oktober 2020), Badan Pengawasan Kesehatan Nasional (Anvisa) Brasil telah mengizinkan dimulainya kembali pengujian klinis di Brasil dari vaksin COVID-19 Coronavac yang dikembangkan oleh China Kexing Company dan Institut Butantan Brasil. 

Menurut laporan sebelumnya, uji klinis vaksin di Brasil ditangguhkan setelah kejadian buruk yang serius terjadi. Namun, laporan tindak lanjut dari media Brasil menunjukkan bahwa yang disebut 'kejadian buruk serius' sebenarnya adalah bunuh diri seorang sukarelawan vaksin. Menurut media Brazil "G1" yang mengutip laporan polisi, insiden itu terjadi sekitar pukul 4 sore pada tanggal 29 Oktober. Polisi di distrik barat So Paulo menerima panggilan dan bergegas ke sebuah apartemen, menemukan bahwa seorang pria berusia 32 tahun telah meninggal di lantai kamar mandi dengan jarum suntik dan ampul berserakan. Dari laporan otopsi, penyebab kematian relawan itu adalah bunuh diri.

Jauh setelah kasus ini ditutup, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menanggapi penangguhan vaksin mahkota baru Brasil yang dikembangkan oleh Beijing Kexing Biotech. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah menanggapi laporan yang relevan. Menurut keputusan Butantan Institute, kejadian tersebut tidak ada hubungannya dengan vaksin, dan Kexing Company akan terus menjalin komunikasi dengan Brazil mengenai hal ini.

Kexing menekankan bahwa mereka memiliki kepercayaan penuh pada keamanan vaksin dan sangat menghargai pengawasan ketat Anvisa atas dimulainya kembali penelitian klinis tepat waktu. Mereka juga mengungkapkan rasa terima kasih atas sikap kerja profesional dan kerja keras mitra Butantan Institute. 

"Kami percaya bahwa hanya dengan memajukan penelitian klinis secara ketat sesuai dengan standar tinggi oleh semua pihak dapat memungkinkan untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin. Kami berharap dapat menyelesaikan penelitian klinis tindak lanjut secepat mungkin di bawah manajemen ketat Anvisa, dan akhirnya memblokir epidemi melalui penggunaan vaksin," ungkap juru bicara Kexing.

Salam Perhimpunan!

PPI Tiongkok 2020-2021

Berdaya, Berkarya, Bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun