Penulis: Alice Pricillya | Sun Yat-Sen University
In Depth Talks merupakan salah satu program kerja dari PPI Tiongkok yang bertujuan untuk menggugah pikiran para peserta dengan mengundang pembicara-pembicara yang profesional dan kompeten dalam bidang mereka masing-masing, untuk membentuk pemimpin masa depan. Pada tanggal 29 Oktober 2020, acara yang dibuka untuk umum ini mengusung tema "Spirit of Nationalism and Entrepreneuship in Young Citizens".Â
Pembicara yang diundang antara lain Mikhael Gaery Undarsa selaku Co-Founder dan Chief Marketing Officer Tiket.com, Rhaka Ghanisatria sebagai Co-Founder Menjadi Manusia, serta Sandiaga Uno sebagai pengusaha yang telah mendirikan dan menjalankan berbagai macam bisnis rintisan.
Pembicara pertama, Gaery Undarsa, mengatakan bahwa untuk mengetahui passion, seseorang harus berani explore dan membuka diri untuk mencoba sesuatu yang baru, terutama jika masih muda dan belum ada tanggungan lain selain diri sendiri.Â
Ia juga memberikan saran untuk membangun inovasi, yaitu dengan melihat tren di luar negeri lalu membawa masuk ide tersebut melalui proses yang dinamakan 'lokalisasi'.Â
Ditanya tentang bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia bisa mengembangkan entrepreneurship spirit masing-masing di tengah ketatnya persaingan hari ini, co-founder Tiket.com ini membagikan bahwa tahap pertama adalah untuk memikirkan masalah apa yang ingin dijawab, baru nantinya memikirkan ide-ide.Â
Karena meskipun ide-ide yang dipikirkan gagal, masalah itu akan tetap ada sehingga kesempatan untuk melakukan atau create sesuatu pun masih terbuka. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak peduli dimana pun anda bekerja, memiliki mindset entrepreneurship adalah yang paling penting.Â
Entrepreneurship mindset yang dimaksud adalah memiliki kebiasaan untuk selalu berpikir besar dan memikirkan solusi, memberikan yang terbaik dalam segala yang dikerjakan, serta menjaga integritas dan akuntabilitas.Â
Dalam masa pandemi ini, ia juga membagi tips-tips bagi para penonton untuk tetap menjaga pikiran positif. "Being positive is not pretending that everything is good, but being positive is seeing the good in everything," ungkapnya.Â
Seburuk apapun situasi sekarang, pasti ada sesuatu yang bisa disyukuri dan dipelajari, pemikiran inilah yang ia pegang sebagai motivasi untuk terus maju dan berkarya. Daripada memikirkan masa lalu atau kesusahan hari ini, fokuslah pada apa yang bisa dibangun dan dipersiapkan untuk masa mendatang.
Sesi kedua kemudian dilanjutkan oleh Rhaka Ghanisatria. Ia menceritakan bahwa dirinya sangat menginginkan untuk bisa membangun bisnis yang dapat memberikan dampak sosial bagi orang-orang sekitar.Â
Bisnis content creator merupakan industri yang relatif baru di Indonesia, tetapi ia percaya bahwa kedepannya akan menjadi industri yang sangat penting dan kuat di Tanah Air, terutama jika akses internet dan listrik di seluruh pelosok Indonesia sudah merata.Â
Lalu, selain bisa membagikan ilmu kepada para pembaca, dengan kolaborasi antar organisasi dan brand lain dan fitur monetisasi di YouTube, model bisnis yang digarap 'Menjadi Manusia' mampu menghasilkan pemasukan.Â
Mengenai masalah creative block, yang biasa ia lakukan adalah memperkaya diri sendiri dengan pengetahuan, salah satunya dengan melakukan research tentang apa yang sedang trending di kalangan umum, dan apa yang sedang disukai oleh mayoritas orang.Â
Selain itu, Co-Founder 'Menjadi Manusia' ini juga membagikan tips untuk tetap berpikiran positif di kala pandemi ini. "I become who I want to be," katanya.
Bermimpi setinggi mungkin, berekspektasi yang rendah, dan yang terpenting adalah bekerja menuju impian kamu dengan sekeras-kerasnya, karena hasil tidak akan pernah menghianati proses.Â
Menjelang akhir sesi, ia mengutarakan pendapatnya terkait sikap nasionalisme. "Don't ask what this country can do for you, but ask what can you do for your country." Mengutip J.F.K., ia berpesan kepada partisipan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki banyak sekali potensi di segala bidang, jadi tidak perlu melakukan sesuatu yang besar dan heboh untuk bisa mengubah negara.
Sandiaga Uno, yang merupakan pembicara terakhir juga memberikan banyak insight dan pesan kepada para pemuda-pemudi Indonesia. Sebagai seseorang yang sudah berpengalaman dalam bidang bisnis dan kewirausahaan, ia membagikan pengalamannya dalam memulai startup business, hal pertama yang wajib dicari terlebih dahulu adalah pertemanan, komunitas dan jejaring, dilanjutkan dengan mencari ilmu dan mentorship, memiliki akses terhadap pasar, bekerja keras, belajar menyusun pembukuan, dan yang terakhir baru modal uang.Â
Jika ingin mencari partner bisnis, pastikan bahwa semua pihak memiliki nilai luhur yang sama, dan juga perhatikan integritas, karakter, kejujuran, serta visi mereka. Untuk membawa bisnis startup ke tingkat lebih tinggi, dibutuhkan kolaborasi 4P (public, private, people, partnership) serta orientasi kewirausahaan dengan sikap inovatif, proaktif dan berani mengambil risiko.Â
Beliau juga menitipkan 5 pesan kepada PPI Tiongkok dan para partisipan tentang apa yang bisa dilakukan untuk memberikan kontribusi kepada bangsa: (1) menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi penduduk Indonesia; (2) mengasah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang cemerlang, kreatif dan baru; (3) jangan hanya fokus untuk kembali pada keadaan sebelum, tetapi bagaimana untuk memperbaiki situasi sekarang agar bisa terus maju dan memulihkan ekonomi bangsa; (4) saling mengingatkan sesama bahwa kita harus keluar sebagai pemenang dari pandemi ini; (5) dan jangan menyerah walaupun diremehkan.Â
Beliau menutup sesinya dengan mengutarakan pendapatnya bawah luck merupakan faktor yang sangat penting menuju kesuksesan. "Keberuntungan berbanding lurus dengan ikhtiar. Semakin kita tingkatkan ikhtiar kita, semakin besar luck kita," pesannya.
Salam Perhimpunan!
PPI Tiongkok 2020-2021
Berdaya-Berkarya-Bersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H