Halo sobat-sobat semua, kali ini tim ppi kanto pengen berbagi informasi tentang kampus Nokodai (TUAT), monggo ditelusuri gaan.
Dibangun pada tahun 1949, Tokyo University of Agriculture and Technology (東京農工大学Tōkyō Nōkō Daigaku) atau lebih sering disebut dengan Nokodai atau TUAT, merupakan universitas yang berorientasi pada riset yang memiliki dua kampus di Fuchu dan Koganei. Fakultas Pertanian yang terletak di kampus Fuchu, terbagi menjadi lima jurusan, yakni Biological Production, Applied Biological Science,Environmental and Natural Resource Science,Ecoregion Science, dan Veterinary Medicine. Sedangkan Fakultas Teknik yang berlokasi di kampus Koganei terbagi menjadi 8 jurusan, yaitu Biotechnology and Life Science,Applied Chemistry,Organic and Polymer Materials Chemistry,Chemical Engineering, Mechanical Systems Engineering,Applied Physics, Electrical and Electronic Engineering, dan Computer and Information Sciences. Untuk program S2 dan S3, TUAT menawarkan beberapa bidang, yakni Engineering, Agriculture, dan Bio-Applications and System Engineering. TUAT juga memiliki dua program S3 yang merupakan hasil kerjasama dengan universitas-universitas lain di Jepang, United Graduate Schools of Agricultural Science yang memiliki 5 jurusan, merupakan jalinan kerjasama dengan Ibaraki University dan Utsunomiya University, dan United Graduate School of Veterinary Sciences yang merupakan kerjasama dengan Gifu University, Iwate University dan Obihiro University of Agriculture and Veterinary Medicine.1
[caption id="attachment_291557" align="aligncenter" width="300" caption=" Kampus Fakultas Teknik TUAT (sumber: www.tuat.ac.jp)"][/caption] [caption id="attachment_291559" align="aligncenter" width="300" caption=" Kampus Fakultas Pertanian TUAT (sumber: www.tuat.ac.jp)"]
Slogan TUAT adalah More Sense, yang merupakan singkatan dari Mission Oriented Research and Education dan Synergy in Endeavor toward a Sustainable Earth.2 Menurut statistik pada tanggal 1 Mei 2012, TUAT memiliki 3.934 mahasiswa S1 dan 1.882 mahasiswa S2 dan S3, yang meliputi 362 mahasiswa asing di berbagai program studi. Pada tahun 2011, TUAT merupakan universitas dengan pemasukan dari bidang patent royalty tertinggi di Jepang dan pada tahun 2007, Fakultas Teknik TUAT memiliki peringkat pertama dalam paper citation index. Selain itu, pada tahun 2005 TUAT merupakan universitas yang memperoleh hibah project penelitian riset kerjasama tertingggi diantara universitas-universitas lain di Jepang.1
TUAT juga memiliki plant factory pertama di dunia yang memiliki controlled environment untuk mewakili empat musim yang ada di Jepang, sehingga kondisi buah (khususnya blueberry) pada empat musim yang berbeda dapat dipantau, diperbandingkan dan diteliti lebih mendalam.Controlled environment dalam plant factory tersebut meliputi kontrol suhu, konsentrasi CO2,intensitas cahaya dan dan nutrisi tanaman.3
(sumber:http://www.tuat.ac.jp/~crc/english/whatsnew/AdvancedPlantFactory.pdf)
Fasilitas yang disediakan oleh universitas untuk mahasiswa terbilang cukup lengkap, meliputi perpustakaan, health center, information media center, berbagai research center, kantin mahasiswa, kelas bahasa jepang, gymnasium, konseling dan asrama mahasiswa. TUAT menyediakan dua buah asrama khusus untuk mahasiswa asing, yakni Fuchu International House dan Koganei International House.4 Masing-masing asrama memiliki fasilitas lengkap dan harga sewa yang murah, sehingga sangat meringankan beban mahasiswa. Selain itu, kedua international house juga terletak sangat dekat dengan kampus, sehingga memudahkan akses mahasiswa ke dan dari kampus
Untuk program pertukaran pelajar, TUAT memiliki Short-Term Exchange Program of Science and Engineering (STEP), yang menerima 20 orang mahasiswa asing dari berbagai negara setiap tahunnya, termasuk Indonesia. Selama satu tahun dalam program STEP, mahasiswa tidak hanya belajar mengenai riset di berbagai laboratorium yang ada di TUAT, namun juga belajar bahasa dan kebudayaan Jepang.
Beberapa lulusan dari TUAT menjadi direktur perusahaan-perusahaan besar di Jepang dan juga mengukir prestasi berupa gelar Japan Prize Laureate dan pemenang Lasker DeBakey Clinical Medical Research Award. Alumnus TUAT dari Indonesia yang terkenal adalah Ginandjar Kartasasmita yang beberapa periode menjabat sebagai menteri, anggota MPR, dan saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI.1 Alumnus lain adalah Teuku Faisal Fathani, Ph.D yang merupakan dosen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada dan terpilih menjadi Dosen Berprestasi Nasional pada tahun 2013. Beliau juga meraih IPL Award for Success dari IPL-UNESCO pada tahun 2011, dan juga mendapat Excellent Research Award dan Research Appreciation pada tahun 2012 karena dinilai banyak berkontribusi dalam kegiatan mitigasi bencana alam di kawasan Asia.5
Selain itu, ada pula Professor Wuled Lenggoro, warga Negara Indonesia yang menjadi dosen pengajar berprestasi di TUAT. Dengan keahlian di bidang applied chemistry, beliau telah membimbing banyak mahasiswa meraih gelar sarjana, master maupun doktor. Beliau juga meraih banyak penghargaan baik di dalam maupun di luar Jepang, seperti Kenji Takahashi Award (2011), Asian Young Aerosol Scientist Award (2007), Chemical Engineering Science - Most Cited Paper 2003-2006 (2007), 15th International Powder Technology Exhibition - Research Incentive Award (2004), Young Researcher Award (2004), dan lainnya.6
Kehidupan mahasiswa Indonesia di TUAT dinaungi oleh PPI Komsat Nokodai (Persatuan Pelajar Indonesia) yang beranggotakan sekitar 40 mahasiswa (S1, S2, S3, dan program STEP) dari berbagai macam afiliasi di Indonesia dan institusi beasiswa (Monbukagakusho, Kementrian Pertanian Indonesia dan DIKTI). Pada awal pembentukannya, PPI Komsat Nokodai bernama PPI Komsat Fuchu-Koganei yang merupakan gabungan dari PPI Nokodai dan PPI Gaidai (Tokyo University of Foreign Studies). Namun pada perkembangannya, jalinan silaturahmi ini sedikit memudar sehingga kegiatan PPI Fuchu-Koganei menjadi lebih berpusat pada mahasiswa-mahasiswa TUAT. Akan tetapi, tetap ada beberapa mahasiswa dari Gaidai yang terkadang ikut berpartisipasi dalam kegiatan PPI Nokodai.
Kegiatan yang dilakukan oleh PPI Nokodai lebih bersifat kekeluargaan demi menjalin lebih eratnya tali silaturahmi antar mahasiswa, seperti welcome party untuk menyambut mahasiswa baru dari Indonesia, hanami, hiking, momijigari, ski, dan makan malam bersama.
Ski bersama di Inawashiro (doc.PPI Nokodai)
Selain itu, PPI Nokodai juga berpartisipasi dalam kegiatan festival tahunan yang diadakan oleh TUAT (Nokodai festival). Pada Nokodai festival tahun lalu (November 2013), PPI Nokodai ikut berpartisipasi dengan menampilkan tari Bali, tari Sajojo, dan pertunjukan musik angklung. Antusias penonton sangat tinggi, terbukti dengan permintaan penampilan lebih dari satu kali dan juga permintaan dari pihak International Center TUAT untuk kembali menampilkan pertunjukan angklung pada malam pertemuan mahasiswa internasional TUAT. Masih dalam bidang seni budaya, PPI Nokodai (bekerja sama dengan PPI Kanto) berpartisipasi dalam 21st Cross-cultural Communication Party yang diadakan di Setagaya dan merupakan kegiatan tahunan yang diikuti oleh warga asing yang menetap di Tokyo. Dalam acara tersebut, PPI Nokodai menggelar cultural booth yang menyajikan berbagai makanan dan budaya khas Indonesia.7
PPI Nokodai juga aktif dalam kegiatan olahraga rutin, yakni kegiatan badminton bersama yang dilakukan setiap seminggu sekali. Kegiatan ini tidak terbatas pada mahasiswa TUAT saja, namun juga diikuti oleh beberapa mahasiswa dari universitas lain. Bekerja sama dengan PPI Kanto, PPI Nokodai juga mengadakan pertandingan badminton persahabatan (Nokodai Badminton Cup) yang dilaksanakan setahun sekali. Pada tahun 2013, Nokodai Badminton Cup sukses dilaksanakan dengan 20 pasang peserta dari berbagai universitas dan berbagai negara di area Kanto.8