kebhinekaan menjadi suatu keharusan. Keberagaman budaya, agama, dan suku adalah realita yang harus dihadapi, terutama dalam dunia pendidikan. Guru sebagai pendidik memiliki peran penting untuk menanamkan nilai-nilai kebhinekaan kepada peserta didik.
Di era globalisasi yang semakin berkembang, pemahaman dan penghargaan terhadapKegiatan Wawasan Kebhinekaan Global memberikan kesempatan bagi mahasiswa PPG Prajabatan dari berbagai jurusan untuk berinteraksi dan berbagi perspektif, agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kaya akan sudut pandang dan beragam. Mahasiswa PPG Prajabatan dapat melihat bagaimana prinsip-prinsip kebhinekaan dapat diterapkan dalam bidang studi masing-masing.Â
Kegiatan Wawasan Kebhinekaan Global bagi Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 Kelas Informatika 001 diadakan di Gedung Sekolah Pascasarjana, pada Hari Rabu 3 Juli 2024, dengan diikuti oleh 24 Mahasiswa Informatika, 2 Mahasiswa Kuliner, dan 1 Mahasiswa Perhotelan. Fasilitator pada kegiatan ini yaitu Prof. Dr. Ir. Syaad Patmanthara, M. Pd dan Bapak Wahyu Nur Hidayat, M. Pd. Terdapat 5 materi yang disajikan selama kegiatan berlangsung dari pukul 07.00 - 15.30 WIB, diantaranya yaitu Kebhinekaan Global, Kebhinekaan Indonesia, Damai dengan Diri, Sekolah Bhinneka, dan Sekolah Damai.
Melalui kegiatan ini para peserta tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis mengenai kebhinekaan namun juga memperoleh keterampilan praktis dalam mengelola keragaman yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Sebagai calon guru, penting untuk memiliki pemahaman dan sikap positif terhadap keberagaman, serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai kebhinekaan dalam proses pembelajaran di kelas. Pemahaman yang dimaksud yaitu berbagai aspek keberagaman, seperti budaya, agama, etnis, dan bahasa. Dengan pemahaman ini, calon guru dapat melihat keberagaman bukan sebagai penghalang, melainkan sebagai kekayaan yang perlu dihargai dan dimanfaatkan dalam pendidikan. Selain itu, guru yang memiliki sikap positif akan lebih inklusif, menghormati perbedaan, dan mendorong peserta didik untuk saling menghargai. Sikap ini juga akan tercermin dalam cara guru mengelola kelas, merancang kegiatan pembelajaran, dan menyelesaikan konflik yang timbul karena adanya perbedaan.
Melalui kegiatan ini, para peserta sebagai calon guru dapat memahami pentingnya kebhinekaan, untuk dapat diterapkan dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas sehingga mampu menciptakan lingkungan belajar inklusif dan harmonis.
Alur kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh dosen selaku fasilitator, kemudian dilanjut dengan materi. Topik 1 (Kebhinekaan Global), pada topik ini para peserta diajak untuk dapat memiliki pemahaman tentang kebhinekaan global yang memberikan pandangan luas mengenai pentingnya keberagaman dalam konteks internasional. Ini mencakup berbagai budaya, bahasa, dan tradisi yang ada di seluruh dunia. Kebhinekaan global menekankan pentingnya kerjasama antar negara untuk mencapai perdamaian dan pembangunan berkelanjutan. Peserta diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai global ini dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu berperan aktif dalam memperkuat hubungan antar bangsa.Â
Kemudian pada Topik 2 (Kebhinekaan Indonesia), mempelajari mengenai Kebhinekaan Indonesia  yang lebih spesifik pada konteks nasional, di mana Indonesia sebagai negara dengan beragam suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) memiliki tantangan dan potensi yang unik. Kesadaran akan kebhinekaan Indonesia mendorong peserta untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama dalam membangun negara yang harmonis. Peningkatan toleransi dan pengertian antar masyarakat diharapkan menjadi hasil dari pemahaman mendalam terhadap topik ini.
Topik 3 (Damai dengan Diri), pada materi ini menekankan pentingnya penerimaan diri sendiri dan membranding diri. Penerimaan diri melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap kekuatan dan kelemahan pribadi, yang merupakan langkah pertama menuju kedamaian internal. Selain itu, membranding diri membantu individu untuk menampilkan citra diri yang positif dan autentik kepada dunia. Peserta didorong untuk mengeksplorasi potensi diri, mengenali nilai-nilai pribadi, dan mengembangkan cara-cara untuk mempresentasikan diri secara efektif dan positif dalam berbagai konteks sosial dan profesional.
Topik selanjutnya yaitu Topik 4 (Sekolah Bhinneka), pada topik keempat ini membahas mengenai konsep sekolah bhinneka yang mencakup bagaimana institusi pendidikan dapat menjadi tempat yang merangkul keberagaman. Dengan mempromosikan nilai-nilai kebhinekaan dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah dapat membentuk generasi muda yang toleran dan terbuka. Peserta didorong untuk berpikir kritis tentang bagaimana implementasi nilai-nilai ini dapat dilakukan secara praktis di sekolah mereka, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan suportif.
Dan yang terakhir Topik 5 (Sekolah Damai), membahas mengenai sekolah damai,dimana Sekolah damai bukan hanya tentang tidak adanya konflik, tetapi juga tentang menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan keharmonisan. Ini berarti kita harus mengelola lingkungan sekolah agar menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua orang. Peserta didorong untuk membuat dan menjalankan program yang membantu menyelesaikan konflik dengan cara yang baik, mengajarkan keterampilan mediasi, dan membangun budaya sekolah yang saling menghargai dan peduli. Dengan hal tersebut maka diharapkan sekolah menjadi tempat dimana semua orang bisa dihargai dan didukung serta belajar untuk bisa hidup berdampingan dengan siapapun itu guna mencapai hidup yang damai dan harmoni.
Selain pemaparan materi yang disampaikan oleh fasilitator, para peserta juga diajak untuk melakukan permainan dalam bentuk diskusi. Diskusi dilakukan dengan membagi kelas menjadi empat kelompok, dan setiap kelompok akan diberikan permasalahan berbeda untuk diselesaikan dengan cara role play sesuai dengan karakter yang didapatkan. Hasil diskusi dituangkan dalam lembar kertas karton yang telah disediakan, para peserta dapat menuangkan ide kreatif masing-masing dengan berbagai gambar ataupun tulisan menarik untuk dipresentasikan didepan kelas.
Pada akhir kegiatan, kami bersama-sama menyimpulkan inti dari seluruh topik yang telah dipelajari. Dari 5 topik yang telah disampaikan, diharapkan dapat memotivasi para peserta sebagai calon guru untuk dapat menerapkan pemahaman dan keterampilan yang telah diperoleh dalam pembelajaran di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H