Dikunjung sunyi
Di ambang pintu gereja
Dosa-dosa meletup menghampiri kefanaan.
Tangan, ku celupkan ke air suci
Dosa-dosa ku meronta. Memberontak.
Aku duduk dan kemudian berlutut
Sangat naif, pikirku. Kenapa sedemikian sadar?
Sunyi itu menghampiri kediaman hati-ku
Ia memeriksa dan menyimak.
Mulutku tak henti merapal mantra ampun dan maaf.
Sedemikian sulit padahal mengucapkan ampun dan maaf.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!