Mohon tunggu...
postharian13
postharian13 Mohon Tunggu... Editor - Staff

Kumpulan Artikel Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Essay: Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Pengambilan Keputusan bagi Auditor

8 Juli 2022   08:40 Diperbarui: 8 Juli 2022   08:42 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ahmad Hudori  (191011200846)
Fitri Eliawati (191011202420)
Dosen Pengampu : Puspita Handayani S.E., M.AK

PENDAHULUAN

   Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dan bervariasi mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin intensif dan masalah yang mereka hadapi menjadi semakin kompleks. Praktik dalam dunia bisnis seringkali dianggap  jauh dari aktivitas moral, bahkan  dunia bisnis dianggap sebagai dunia asusila yang tidak lagi mempertimbangkan etika. Pertimbangan etis penting untuk status profesional dalam melakukan pekerjaan. Hal ini  karena tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan, dan tanpa mempertimbangkan aspek lain, setiap orang dan semua perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan keuntungan.

   Salah satu profesi di lingkungan perusahaan yang keberadaannya terkadang diakui oleh dunia usaha itu sendiri adalah profesi akuntan. Mengingat peran akuntan sangat dibutuhkan oleh  dunia usaha, maka  memahami penerapan etika yang dapat diterapkan akuntan dalam praktik profesinya berdasarkan standar yang telah ditetapkan  (IAPI, 2011). Perlunya pemahaman etika seorang akuntan merupakan salah satu  alasan keberadaan suatu profesi dan  dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat.

Etika profesi
   Etika profesional memiliki dampak besar pada pengambilan keputusan akuntan. Kondisi ini muncul karena independensi, integritas, dan objektivitas merupakan perwujudan pemikiran auditor dalam memenuhi kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional yang diatur dalam Standar Akuntan Bersertifikat yang ditetapkan oleh IAI. .. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang terdapat dalam buku Mulyadi (2002).

Kecerdasan emosional 

   Karena kecerdasan adalah akar dari kelayakan kerja, kecerdasan memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan manfaat kinerja  seseorang. Oleh karena itu, jika Anda memiliki kecerdasan yang baik, Anda dapat mengatakan bahwa kinerjanya juga  baik. Salah satu kecerdasan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seorang auditor adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat permanen, dan dapat berubah sewaktu-waktu. Goleman dalam Uno (2010) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan untuk berhasil memanipulasi emosi dalam diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. mengelola.

   Menurut Goleman dari Uno (2010), semakin kompleks tugas, semakin penting kecerdasan emosionalnya. Emosi yang tidak terkendali dapat membuat orang bijak menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosional, seseorang tidak dapat sepenuhnya memanfaatkan kemampuan kognitifnya. Widagdo (2001) dalam Kusuma (2011) menyatakan bahwa orang dengan kecerdasan emosional yang berkembang dengan baik lebih mungkin untuk berhasil dalam hidup karena mereka dapat mengembangkan kebiasaan berpikir yang mendorong produktivitas. Demikian pula, sebagai akuntan sewaan, Anda memerlukan kecerdasan emosional  untuk membantu akuntan sewaan dalam melakukan audit untuk menetapkan keaslian laporan keuangan yang disajikan oleh klien.

   Untuk meningkatkan kualitas  laporan audit, auditor perlu memahami tidak hanya perilaku etis profesional, tetapi juga  perilaku kecerdasan emosional. Karena indeks kecerdasan emosional yang baik diharapkan memungkinkan auditor untuk bertindak tegas dan mengambil keputusan yang baik bahkan dalam situasi yang penuh tekanan. Bahkan di bawah tekanan, orang dengan kecerdasan emosional yang baik dapat berpikir jernih, bertindak secara etis, mematuhi prinsip, dan bersedia untuk mencapainya. Selain itu, orang dengan  kecerdasan emosional dapat memahami perspektif dan perspektif orang lain serta membangun hubungan kepercayaan.

   Peran dan tanggung jawab Auditor terhadap kepentingan umum sebenarnya menjadi dasar  keberadaan profesi ini. Peran auditor hanyalah sebuah "social contract" yang harus dipenuhi oleh auditor secara konsisten. Tentunya jika hal ini dilanggar, lambat laun masyarakat akan melupakan keberadaan profesi ini, meninggalkannya, dan  akhirnya mengabaikannya.

   Perbendaharaan telah memaparkan tiga kegagalan akuntan publik (AP) dalam mengaudit laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018. Sementara itu, laporan keuangan  AP Kasner Sirumapea diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto. , Fahmi, bambang, rekan-rekan. Pertama, AP yang relevan tidak menilai akuntansi piutang dan pendapatan lainnya dengan benar. Pasalnya, AP melaporkan pendapatan dari piutang, yang jelas melanggar Audit Rule (SA) 315 karena perusahaan tidak menerimanya secara nominal. Kedua, kegagalan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup untuk mengevaluasi perlakuan akuntansi sesuai dengan ketentuan kontrak transaksi disebut pelanggaran SA500. Terakhir, AP juga tidak bias mempertimbangkan fakta setelah tanggal laporan keuangan sebagai dasar akuntansi yang melanggar SA 560. Selain itu, perusahaan pemeriksa (KAP) tempat kasir berada juga wajib melakukan pengendalian standar pengendalian mutu KAP. (Diunduh di https://www.cnnindonesia.com/ 10 Mei 2020 pukul 20:00:34).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun