Produk-produk apapun termasuk produk pertanian, dalam hal ini produk pascapanen perlu saluran pemasaran. Idiom ini merupakan keniscayaan. Kalau tidak ada saluran pemasaran, produk akan menumpuk di gudang bahkan membusuk tidak karuan. Salah satu saluran pemasaran adalah pasar itu sendiri dalam wujud fisik. Pentingnya pasar tidak ada yang bisa membantah. Nahkan salah satu Sahabat Nabi SAW yaitu Abdurrahman bin Auf RA, ketika hijrah dari Makkah ke Madinah, hendak ditawarkan berbagi rumah, harta dan lain-lain oleh penduduk Madinah ketika beliau tiba karena seluruh hartanya ditinggal di Makkah demi sebuah keyakinan, Beliau RA hanya bertanya tunjukkan saya di mana pasar. Kemudian kita tahu, dalam waktu singkat Abdurrahman bin Auf dalam waktu singkat kembali menjadi saudagar karena pengetahuannya sebagai softskill mengenai pasar dan produk-produknya. Pasar dan pemasaran, dua hal berbeda. Yang kita bahas disini adalah pasar dalam bentuk fisik.
Buah dan minyak zaitun, menyehatkan.
Buah dan minyak zaitun, menyehatkan.
Masjid ada disetiap sudut kota
Masjid ada disetiap sudut kota
Salah satu pasar yang ternyata ada dinegara lain selain Indonesia adalah pasar kaget di Turki, dan ini hanya ada setiap hari Jum’at dari pagi sampai beberapa saat sebelum waktunya solat Jum’at. Tentu yang sering blusukan ke pasar-pasar tradisional di Indonesia tidak akan merasa asing hehehe… tidak bermaksud politis ya di tengah ramainya copras capres saat ini. Bagaimanapun, pemimpin bangsa kita kelak harus mengerti dan lebih dari itu membangun pasar rakyat dan untuk kemajuan rakyat. Rakyat butuh tempat untuk menjual produknya. Kenapa? rakyat tidak bisa atau sulit menembus supermarket dan hypermarket seperti yang ada saat ini, dimana harga produk ditekan sedemikian rupa untuk keuntungan sang pemilik hypermarket, juga harus indent modal sampai 6 bulan. Mana sanggup rakyat kecil menghadapi situasi ini? Butuh keberpihakan pemerintah terhadap isue penting tersebut.
Suasana pasar
Diantara tiang listrik dan hidrant pun jadi. Mirip dengan di Indonesia.
Diantara tiang listrik dan hidrant pun jadi. Mirip dengan di Indonesia.
Atraksi memotong buah menjadi bentuk menarik
Atraksi memotong buah menjadi bentuk menarik
Pasar bersih dan tertib
Pasar yang saya kunjungi, sebut saja pasar Jum’at, tersedia segala macam barang dengan segala pernak pernik perdagangan dan bisa ditawar.
Sound familiar? Yang menarik dan tidak mirip di Indonesia, pasar tersebut sangat bersih, tidak becek, tidak ada sampah. Bahkan besoknya saya ke area ini ketika tidak ada pasar, lokasi tetap bersih. Berarti pedagang langsung membereskan dagangannya dengan rapi. Pasar ini direkomendasikan oleh tuan rumah tempat saya menumpang, emmang benar harga-harga lebih murah daripada toko-toko didaerah turis. Saran saya, berbelanjalah dimana penduduk lokal berbelanja, jangan dilokasi turis.
Jual segala macam barang. Pasar tradisional yang bersih dan nyaman.
Jual segala macam barang. Pasar tradisional yang bersih dan nyaman.
Sabun aroma buah.
Mata saya yang sudah terlatih untuk memperhatikan produk-produk pascapanen, merasa senang melihat produk-produk yang jarang saya lihat. Ada zaitun, roti, kain-kain dan lain-lain. Eh kok kain produk pascapanen? ya iyalah, kain terbuat dari kapas yang dibuat jadi katun, jadi itu produk pascapanen dong. Harga kain dan baju yang mirip harga di Indonesia membuat siapapun bisa jadi kalap belanja. Harga yang sangat miring untuk produk-produk bermerk asli, yang kita tidak sanggup beli di German
;-) Display barang menggantung di atas.
Display barang menggantung di atas.
Lokasi lain adalah Grand Bazaar (
Kapalıçarşı dalam bahasa Turki). Wah ini lokasi bersejarah, dibangun mulai akhir abad ke 15 di masa awal kekhalifahan Utsman atau dikenal sebagai Ottoman di eropa, dengan jumlah toko lebih dari 3000 buah, meliputi lebih dari 6o jalan. Besar, cantik dan ada juga segala macam barang, mulai dari permen manis, safron sampai emas dengan ukiran dan harga aduhai. Harga-harga disini sesuai lokasi, cenderung mahal dan anda bisa mendapatkan barang yang sama diluar dengan harga lebih murah. Salah satu lokasi
tourist trap. Tapi kalau anda suka dan punya uang lebih, tidak ada salahnya berbelanja disini. Karpet indah, siapa tahu anda tidak sengaja membeli karpet terbang seperti kisah Aladin. Minimal, anda bisa mendapatkan lampu Aladin cantik untuk rumah atau dekorasi kafe anda.
Safron, penyedap masakan, harga relatif mahal.
Safron, penyedap masakan, harga relatif mahal.
Gula- gula dan rempah-rempah
Gula- gula dan rempah-rempah
Tempat cantik untuk menaruh gula-gula
Tempat cantik untuk menaruh gula-gula
Banyak bazaar lain di istanbul tetapi Grand Bazaar adalah sebuah fenomena dan patut dikunjungi. Bangunan berusia ratusan tahun yang tetap bertahan dan tetap bermanfaat untuk kemajuan ekonomi rakyat. Zaman dahulu, uang sewa kios dan toko dipergunakan untuk membiayai pembangunan masjid dan lainnya. Masih banyak peninggalan-peninggalan bersejarah di dalam Grand Bazaar. Banyak terdapat pintu masuk dari banyak jalan dan setiap pintu masuk di jaga polisi berseragam dengan detektor logamnya. Keamanan terjamin tanpa perlu khawatir ada preman pasar.
lampu Aladin
Karpet (terbang).
Marble drinking fountain
Tempat penginapan di dalam Grand Bazaar dan tempat penjualan perhiasan
Tempat penginapan di dalam Grand Bazaar dan tempat penjualan perhiasan
Mata uang Turki Lira sebagai alat bayar untuk berbelanja. mereka menghormati ilmuwan sampai dibuat rumus karyanya di lembar uang.
Mata uang Turki Lira sebagai alat bayar untuk berbelanja. mereka menghormati ilmuwan sampai dibuat rumus karyanya di lembar uang.
Mudah-mudahan pemerintahan berikutnya di Indonesia dapat membangun banyak pasar untuk rakyat, pasar yang bersih, tertib, aman, nyaman dan para pemimpin tetap blusukan ke pasar untuk memantau harga dan situasi di pasar-pasar tersebut.
Location: Istanbul, Turki
Time: Maret 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya