"Dok, kenapa sejak makan obat diabetes yang dokter kasih minggu lalu saya menjadi kurang nafsu makan?"Tanya pasien usia 60-an tahun di Klub Diabetes Rumah sakit Myria Palembang yang kami adakan setiap hari Sabtu.
"Wah, bagus itu," jawab saya.
"Kok, bagus, dok. Bukankah pasien yang menjadi kurang nafsu makan itu kurang baik?" tanyanya penasaran.
"Nah, khusus untuk penyakit diabetes melitus, kami para dokter lebih suka kalau pasien mulai tidak nafsu makan, karena mereka mudah sekali lapar. Jadi salah satu efek obat metformin yang saya kasih adalah menurunkan gula darah dengan cara membuat otot mulai cepat menyerap gula karena reseptor gula di otot dibuat sensitif lagi dan si pasien jadi "malas" makan."
"Oh, memang agak mual, dok. Asal tidak berbahaya ya tidak apa-apa, dok. Gula saya juga sudah turun dibawah 200," jawabnya.
Memang si pasien ini sudah beberapa bulan gula darahnya sering diatas 200 mg/dL dan biasanya diberikan obat diabetes jenis sulfonil urea yang efek sampingnya ingin makan terus padahal badannya sudah gemuk. Lalu saya pun alihkan ke metformin biar dia tidak bertambah gemuk lagi.
"Selain menurunkan gula dengan cara memperbanyak ambilan gula di otot dan mengurangi pembentukan lemak, metformin juga ada efek anti kanker dan anti penuaan, lho..." Kata saya menambahkan.
"Wah, kalau ada efek awet mudanya, tidak apa-apalah dok mual-mual sedikit..."Kata si pasien tidak banyak protes lagi.
Metformin adalah obat diabetes melitus dari analog biguanid, ditemukan tahun 1929 oleh Slotta dan Tschesche pertama diujikan pada tikus dan berhasil menurunkan gula darahnya.