Selesai nonton Mahalini yang sudah resmi jadi mantunya Sule, kembali masuk ke Teh Botol Sosro Hall menonton Bilal Indrajaya yang terkenal lagunya di tiktok "Niscaya" yang refreinnya begini:
"Tak berdaya..."
"Bila harus meninggalkanmu selalu"
"Selalu, selagi merindu"
Romantis banget ya?
Eh, ternyata umur nih bocah baru 28 tahun, kukira kita seumuran, mungkin karena dia pakai jas sama pelihara kumis sama jenggot, ya?
Nah, kembali ke judul, adalah grup musik dari Brooklyn Newyork namanya Kennedy Administration yang pernah 2018 diundang ke JJF lalu, saking terkesannya dengan acara ini, sampai repot-repot membuat lagu berjudul "I Love Java", karena memang untuk genre musik jazz tampaknya JJF adalah yang terbesar sedunia dan paling konsisten.
Lucunya, yang nonton grup musik dari Amerika ini tidak seramai Mahalini atau Afgan, bakal hampir kalah banyak dari "booth" makanan atau minuman yang menyediakan fasilitas karaokean bareng yang digawangi penyiar-penyiar radio Jakarta. Padahal mereka itu beli karcis festiva jazz tapi milih karakoean. Memang kalau netizen 062 sangat di luar nalar.
Malam itu kuakhiri dengan menonton Faris RM kolaborasi dengan Candra Darusman, di mana Om Candra juga ternyata bisa nyanyi.
Acara berakhir tepat pukul 24.00 WIB dan lalulintas di depan JIEXPO Kemayoran 4 kali lipat lebih macet dari Jumat kemarin menandakan penonton festival malam minggu ini mungkin saja 4 kali lipatnya.
Sabtu ini akan tampil Tompi, Sandy Sandoro, Bebi Romeo dan masih banyak lagi. Kalau ada waktu, ada uang, suka jazz, kita nonton bareng ya, tapi kalau mau karaoke, ya di rumah sajalah, mahal banget ke festival cuma buat karaoke.