"Sudah dua tahun lebih, Dok, kita tidak senam, ya....." Kata ibu-ibu dan nenek-nenek lansia serta beberapa pasien bapak-bapak yang berkumpul di lapangan parkir Rumah Sakit Myria, Palembang pada tanggal Sabtu 14 Mei 2022 pukul 07.05.
"Syukurlah, bu masih sehat-sehat semua. Senamnya tetap dilatih di rumah?"
Tanya Saya, karena dengan senam ini para diabetisi (orang dengan diabetes tetapi tanpa keluhan, tanpa komplikasi dan kadar gula, kolesterol serta tekanan darahnya normal) maupun penderita diabetes yang belum terkontrol dapat menjaga dan memperbaiki kesehatannya.
Klub Diabetes ini sudah diadakan sejak beberapa tahun sebelum pandemi covid-19, bahkan tahun 2019 pernah juara 1 Lomba Senam Diabetes sekotamadya Palembang, yang diadakan saat Ulang Tahun IDI 2019,Â
anggotanya sudah mencapai 100-an orang dan selama pandemi ada 2 orang yang diketahui meninggal dunia karena covid-19 dan semuapun mendoakan saat doa bersama sebelum senam.
Kegiatan Klub Diabetes ini pertama-tama adalah memeriksa tekanan darah dan gula darah pasien, selanjutnya dilakukan senam jari, ada beberapa gerakan senam jari yang tujuannya adalah melancarkan pembuluh darah tepi di ujung-ujung jari dan memperbaiki aliran saraf tepi jika sudah mulai diganggu oleh proses degenerasi yang diakibatkan oleh gula yang menumpuk.Â
Jika gerakan-gerakan ini dilakukan setiap hari, sebagian besar pasien merasakan rasa kesemutannya berkurang, dari yang sangat ketergantungan dengan obat pengurang kesemutan seperti gabapentin, vitamin neuroteropik, menjadi berkurang jumlah obatnya atau dapat melepas sama sekali.
Selesai senam jari, biasanya dilakukan senam diabetes kurang-lebih 10 menit dimana gerakannya lebih kompleks dan membutuhkan tenaga serta kelenturan sendi tersendiri, maka pasien yang sudah tidak mampu lagi melakukannya dipersilahkan duduk di tepi lapangan dan meniru gerakan semampunya.
Selesai senam diabetes, sambil istirahat dan makan "snack" yang disediakan rumah sakit, biasanya dilakukan tanya jawab tentang penyakit diabetes dan yang berhubungan dengan itu, antara lain darah tinggi, nyeri sendi, asam lambung, pusing-pusing dan gatal.
Maka Sayapun akan menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang cara makan obat yang baik apakah sesudah makan, sebelum makan, apakah dosis obat mereka cukup dengan melihat hasil gula darahnya atau perlu disesuaikan. Bagaimana mengurangi makanan bergaram, kurangi makanan berminyak, bersantan, gorengan, kopi dan krangi merokok.Â
UNtuk asam lambung disarankan makan banyak serat seperti agar-agar yang tidak dikasih gula pasir, lalu makannya dibagi 8 kali sehari tapi porsi kecil saja yang dilanjutkan keterangannya oleh ahli gizi.
Jadi setiap Sabtu itu, setiap Pasien bebas berdikusi sama dokter sampai bosan yang akan jarang mereka temui kalau di praktek yang biasanya 10 menit pun sudah terlalu lama.Â
Bagaimana biayanya? Ini sebenarnya gratis karena termasuk program promosi kesehatan rumah sakit tetapi beberapa Pasien yang merasa "terpuaskan" dengan kegiatan ini secara sukarela ada juga yang memberikan sumbangan ala kadarnya.
Bagi Pasien diabetes atau Diabetisi ataupun keluarganya yang belum terkena penyakit ini tetapi secara genetik berpotensial menderita diabetes dan turunan penyakitnya di masa mendatang,Â
sebaiknya mencari Klub Diabetes di sekitar tempat tinggal demi mengurangi resiko komplikasi, karena penyakit ini bila sudah ada gejala biasanya pembuluh darah dan saraf minimal sudah teracuni gula selama 2-5 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H