Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenapa Penderita Diabetes Harus Hati-hati Dengan Susunya?

2 April 2022   00:30 Diperbarui: 2 April 2022   10:03 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit diabetes melitus di Indonesia jumlahnya diperkirakan hampir 20 juta orang pada tahun 2021 dan tahun 2045 diramalkan dapat mencapai 28 juta orang lebih. Ini artinya, kalau ditambahkan dengan yang calon-calon diabetes, kurang lebih 10% dari rakyat Indonesia harusnya mulai waspada dengan komplikasinya pada otak, jantung, ginjal serta organ vital lainnya. Ini sangat menarik untuk diperhatikan oleh masyarakat awam karena hampir semua pasien diabetes melitus saya, pada awalnya tidak menyadari dia kencing manis kalau tidak ke rumah sakit karena keluhan lain.

Hal ini terjadi karena di kota Palembang khususnya, yang namanya pemeriksaan kesehatan rutin di waktu sehat jarang dilakukan, kecuali jika mau penerimaan pegawai tertentu atau tes pendidikan kedinasan tertentu, barulah dilakukan pemeriksaan darah ataupun ronsen dan urin.

Apalagi soal makanan dan minuman atau gaya hidup lain seperti rokok, alkohol dan kurangnya olahraga rutin yang dapat menjadi pemicu munculnya diabetes tipe dua yang bercirikan badan gemuk, darah tinggi serta peningkatan kadar kolesterol jahat seperti LDL dan trigliserida (sindroma metabolik), sangat jarang diperhatikan oleh masyarakat kecuali sudah pasti mengalami diabetes.

Bila kondisi "calon diabetes" yang dinamakan sindroma metabolik ini diketahui lebih awal maka dapat saja dibatalkan menjadi diabetes yang permanen dengan berolahraga rutin 30 menit perhari, mengatur makanan yang sehat dengan kaya serat, kaya protein dan mengurangi lemak serta mengurangi nasi putih, sehingga terkadang tidak memerlukan obat secara permanen.


Demikian juga dengan susu, jangan pula penderita diabetes meminum susu kental manis yang jelas-jelas kaya akan gula. Cukup meminum susu yang sudah diformulasikan oleh pabriknya yang cukup vitamin dan mineral tetapi kadar gula dan lemaknya disesuaikan.

Terutama untuk Pasien yang mau menunaikan ibadah puasa, perlu asupan mineral dan vitamin yang seimbang walaupun waktu untuk makan menjadi berkurang dari 3-4 kali berganti 2 kali saja. Dan saat sahur biasanya tidak sempat atau kurang suka memakan sayur dan buah sebagai sumber mineral dan vitamin karena memang waktunya kurang pas untuk jenis makanan tersebut.

Dalam percakapan di chanel Youtube saya di atas, banyak pembahasan tentang diabetes, pemilihan makanan dan susu yang sesuai ataupun tanya jawab lain dengan beberapa penonton di "instagram live" selama 40-an menit, mungkin dapat menjadi masukan bagi Pasien atau keluarga penderita diabetes melitus dari pertanyaan paling ilmiah sampai yang paling lugu sekalipun.

Pertanyaan lugu itu misalnya apa perbedaan diabetes kering dan diabetes basah, ya jawaban lucu-lucuannya, kalau diabetes basah tersiram air, diabetes kering ya tidak tersiram air, tetapi mungkin kalau diterjemahkan ke ilmunya, diabetes basah itu kalau ada koreng karena luka yang terinfeksi, akibat pembuluh darah menyempit membuat lukanya tidak sembuh berbulan-bulan dan jadi borok. Sementara diabetes kering kalau belum ada luka.

Bagi teman yang ada pertanyaan lain boleh bertanya di komentar youtube atau komentar di bawah tulisan ini.

Semoga bermanfaat!

Sumber dokumentasi KOMPAL
Sumber dokumentasi KOMPAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun