Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Unik Vaksinator Vaksin Covid-19 Menghadapi Tenaga Kesehatan yang Galau

27 Januari 2021   06:36 Diperbarui: 27 Januari 2021   12:31 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suntik vaksin Covid-19 (Sumber: ANTARA FOTO/M. AGUNG RAJASA via KOMPAS.com)

"Ada yang pingsan, Dok. Sebentar, sih, sesudah disuntik. Tetapi sesudah dikasih oksigen, bangun, semua tanda-tanda vitalnya normal."

Teman saya seorang dokter umum yang menjadi vaksinator vaksin Sinovac di rumah sakit lain yang lebih besar dari rumah sakitku bercerita hal itu saat kebetulan bertemu di sebuah acara.

Setelah ditelusuri oleh timnya, ternyata si dokter spesialis wanita yang pingsan tadi memang sewaktu kecil sangat takut disuntik dan memang kebetulan jarang pula sakit dan jarang sekali disuntik.

Awalnya dia tenang saat melewati meja 1 dan meja 2. Lalu saat disuntik di meja 3 juga tenang. Namun beberapa saat setelah disuntik jadi limbung dan langsung dipegangi oleh petugas.

Ada beberapa tenaga kesehatan yang saat mau disuntik gelisah dan minta tunda dulu beberapa detik, lalu saat diusap kapas alkohol minta tunda lagi beberapa menit sampai 5 kali diancam batal saja dan diulang lain hari. Namun karena tidak mau terganggu waktu kerjanya, dengan berat hati mau juga divaksin.

Kebanyakan yang takut divaksin mengaku demam dan batuk pilek. Dengan begitu si vaksinator pun tidak jadi menyuntikkan vaksinnya, tetapi dua minggu lagi si calon penerima vaksin akan dipanggil ulang. Aturan di rumah sakitnya memang tegas, yang tidak mau divaksin dengan alasan tidak jelas akan diberikan surat peringatan (SP).

Untuk yang menderita asma sejak kecil, biasanya caranya mudah. Mengaku saja malam sebelumnya kena serangan, pasti vaksinasinya diurungkan. Namun kalau bohong terus, hati-hati saja nanti "kualat" malah benar-benar jadi asma berat.

Sudah bebas lepas? (dok.pri.)
Sudah bebas lepas? (dok.pri.)
Sebenarnya, di lingkungan beberapa rumah sakit pun pro dan kontra vaksinasi ini belum selesai, mengapa? Sebab memang infodemi terlalu banyak yang beredar tentang keamanan yang diragukan, kehalalan yang tidak jelas, tentang efektivitas yang kecil, dan terkadang masuk ke ranah politis juga. 

Sebagai contoh, misalnya ada tokoh publik yang jelas-jelas ribut tentang ancaman sanksi untuk penolak vaksin, tetapi di kesempatan lain ribut pula kenapa Israel hanya memvaksin warganya dan tidak ke warga Palestina. Ini di satu sisi seolah menolak vaksin di tempat lain seolah kebijakan tidak vaksin adalah ketidakadilan.

Intinya, sebenarnya vaksinasi Covid-19 itu pada pelaksanaannya tidak ada pemaksaan 100%. Ada peluang untuk tidak divaksin kalau memang sangat takut, sebagai contoh yang pingsan karena divaksin karena trauma jarum suntik masa kecil.

Mungkin perlu dipikirkan keterlibatkan psikolog di sini untuk mempersiapkan mental si calon penerima supaya kuat. Ada juga screening ketat soal batuk pilek, kadar gula 3 bulan, penyakit kronis yang berat, dan tekanan darah yang harus 130 ke bawah sistole serta 80 ke bawah diastole.

Dan bila memang Anda sangat-sangat tidak mau divaksin dan kebetulan tidak lolos penyaringan, jangan khawatir, vaksin covid-19 itu akan cepat dialihkan ke orang lain yang mau.

Atau kalau memang semua "jatah" vaksin yang negara kita pesan sisa karena banyaknya orang yang secara mental tidak siap atau punya banyak "comorbid", maka vaksin-vaksin yang tidak terpakai itu bisa juga disumbangkan ke negara miskin atau disimpan untuk pengulangan vaksinasi 1 atau 2 tahun kemudian karena efektivitas vaksin ini belum dinyatakan untuk seumur hidup.

dokumentasi KOMPAL
dokumentasi KOMPAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun