Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pegalnya Divaksin Tidak Sepegal Melihat Protokol Kesehatan Dicuekin

21 Januari 2021   13:29 Diperbarui: 21 Januari 2021   17:33 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lihat ini vaksinnya ya, Dok. Bukan vitamin...," kata perawat yang akan menyuntikkan vaksin Covid-19 ke bahu kiriku pukul 08.45 WIB tadi. 

Dia menyuntikannya tegak lurus permukaan bahu setelah dibersihkan dengan alkohol terlebih dahulu, beberapa detik kemudian jarum beberapa milimeter itu menembus kulit, jaringan bawah kulit, lapisan lemak, dan akhirnya otot. 

Dokpri
Dokpri
Nyerinya gak seberapa, karena yang mengerjakan adalah perawat terlatih yang masih muda dan tiap hari puluhan kali menyuntik. Namun setengah jam setelah disuntik dan melewati masa observasi, bahu kiri agak pegal dan mulai agak lapar. Mungkin itu tandanya vaksinnya bereaksi dan bukan "kaleng-kaleng". 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Vaksinasi di Rumah Sakit Myria Palembang dimulai Kamis (21-01-2021), karena persiapan petugas, logistik, dan perangkat informasi teknologi memang harus siap betul. Bukan karena tanggal cantik, ya.

Dibuka dengan sambutan direktur dr. Yanto, MARS dan doa oleh salah satu suster biarawati. Kita yang sudah mendaftarkan diri dan mendapat "karcis" untuk divaksin akan melewati 4 meja. 

Meja 1 (dokpri)
Meja 1 (dokpri)
Di meja pertama wajib membawa KTP dan didaftarkan sesuai KTP serta dilihat wajahnya apakah cocok. Jangan sampai yang divaksin beda dari yang di KTP. 

Meja 2 (dokpri)
Meja 2 (dokpri)
Di meja dua dilakukan penyaringan, pertama tekanan darah harus 130/80 mmHg atau kurang. Kalau lebih, jangan divaksin.

Kemudian ditanya apa pernah kena Covid-19, apa ada penyakit autoimun, apakah ada sakit ginjal atau jantung parah, adakah kanker, adakah kelainan darah. Kalau diabetes melitus maka HbA1c (gula selama 3 bulan di sel darah merah) harus kurang 7. Kalau tidak lolos penyaringan maka gagal divaksin. 

Meja 3 (dokpri)
Meja 3 (dokpri)
Di meja tiga petugas menunjukkan vaksinnya dan mengambil sebagian dari botol buat divaksinkan. Sisanya disimpan untuk dua minggu lagi divaksin ulang. Kalau tidak mau repot tarik lengan baju ke atas, bolehlah pakai baju dengan bahu bolong seperti di foto atas. 

Meja 4 (dok. Pri)
Meja 4 (dok. Pri)
Akhirnya sampailah di meja keempat di mana kita diobservasi setengah jam dan diberikan sertifikat vaksinasi serta kartu selesai divaksin pertama.

Sertifikat vaksinasi (dokpri)
Sertifikat vaksinasi (dokpri)
Walau sampai saat menulis ini bahu kiriku masih pegal, tetapi tidak sepegal dan sedongkol kalau melihat berita-berita atau pengakuan pasien yang tidak menaati protokol kesehatan saat terkena tular Covid-19. 

Ada yang berliburan dengan berkerumun dan masker jarang dipakai, ada yang pesta tanpa jaga jarak, dan ada juga yang memang mengaku awalnya tidak peduli atau tidak takut virus ini sampai akhirnya mengalami sesak berat. 

Jadi, bagi tenaga kesehatan, divaksinasi ini adalah upaya untuk meminimalisasi tertular atau memperingan gejala kalau toh masih tertular, karena terbukti dengan alat pelindung diri (APD) level 3 pun kami masih berisiko tertular.

Soal efek samping berat, mudah-mudahan tidak terjadi karena sudah disaring terlebih dahulu di meja dua. 

Semoga pengalaman ini bermanfaat dan menjadikan tidak ragu buat divaksin. 

Dokumentasi Kompal
Dokumentasi Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun