"Sebenarnya 5 tahun ada wahana "flying fox", baru sekali kemarin ada yang melepas tali pengaman dengan sengaja dan membuat rusuh pula." Ketus Pertus.
Kepala desa agak malu di rapat ini karena terkesan dikadali si ketua preman Bauamis yang saudara kandungnya sedang dipenjara karena kasus penyelewengan uang bantuan pemerintah di desa lain yang nilainya puluhan juta rupiah.
Rapatpun selesai baik-baik saja, lalu salam-salaman dan walaupun seperti kalah perang, Bauamis tetap saja muka tembok bahas "CSR" ke Pertus.
"Maaf, pak Bauamis. Lain kali kalau mau minta uang jajan, caranya yang eleganlah sedikit, jangan gaya preman murahan begitu. Marah-marah, bentak-bentak, menghina, memojokkan lalu ujung-ujungnya minta duit. Mengaku saja anak yatim piatu, saya kasih kok barang 100 ribu." Kata pak Pertus agak lantang biar Kepala Desa juga mendengar.
Dan si kepala preman serta kepala desapun keluar ruang rapat perusahaan dengan muka merah seperti kulit kepala udang.