1. Angka kefatalan atau banyaknya kematian penyakit sudah dibawah 2%. Angka psikologis 2% ini mengacu pada perbandingan dengan penyakit demam berdarah yang dianggap sedang berbahaya kalau kematian diatas 2%.Â
Kedua penyakit ini mirip dari beberapa aspek, misalnya trombosit yang menurun, sel darah putih yang menurun dan terjadinya kekacauan imunitas serta tidak adanya obat yang pasti membunuh virus. Dan yang terpenting, bagi yang bertahan, virusnya hilang sendiri dalam 7 hari pada DBD dan 14 hari pada corona.
2. Didapatkan kepastian cara penularan dan pencegahannya. Banyak penelitian tentang cara penularan corona ini yang saling bertentangan dan terkadang membuat jengkel.Â
Tadinya hanya dikatakan cukup cuci tangan, tidak menular dari udara, lalu ada penelitian berikutnya kalau virus ini dapat menular dari udara maka perlu memakai masker dan ada pula perkembangan dugaan menular lewat mata sehingga perlu memakai kaca mata.Â
Bagi petugas medis dan paramedis ini beban tersendiri karena APD lengkap itu sangat tidak nyaman dan seharusnya tidak dilepas selama bertugas 7-9 jam.Â
Yang menyedihkan, malah ada laporan kebanyakan petugas tertular dari tempat ganti APD pula. Kalau benar, maka APD itu malah membuat semakin banyaknya tertular akibat kecerobohan meletakkan dan membukanya bukannya melindungi.Â
Kalau memang pasti penularannya hanya dari mulut-hidung pasien, maka memakai masker dan rajin cuci tangan sebenarnya cukup tidak perlu memakai pakaian APD lengkap sekali yang harganya mahal serta sulit dicari pula. Karena yang benar, semua APD itu kalau sudah dipakai harus dimusnahkan di tempat pembakaran alat kesehatan.
3. Ditemukan "kit" atau alat pemeriksaan yang murah dan mudah dilaksanakan dengan kemampuan menentukan "titer" atau derajat banyaknya kuman.Â
Saat ini pemeriksaan yang pasti adalah memakai usapan mulut dan hidung yang diperiksa pada alat PCR (polymerase chain reaction)Â namun harganya mahal sekali sekitar 1-2 juta dan lama.Â
Misalkan sudah ditemukan alat periksa yang satu kali hanya 100 ribuan dan ada "titernya" seperti pemeriksaan widal pada penyakit tifus, yaitu: 1/80, 1/160 sampai 1/640.
Dimana kalau titernya rendah dan pasien tanpa gejala, boleh tetap aktivitas dengan nasihat tetapi kalau titernya tinggi baru diisolasi atau dirawat. Mungkin suatu saat karena joroknya kita, maka semua orang sudah "tercemar" virus tetapi yang dikarantina hanya yang bergejala berat dan titernya tinggi.