Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Overtraining" dalam Berolahraga dapat Menyebabkan Kematian?

25 Februari 2020   06:00 Diperbarui: 25 Februari 2020   06:38 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Overtraining" adalah proses latihan yang terlalu berlebihan sehingga atlet mengalami kelelahan yang ditandai dengan beberapa gejala-gejala psikologi dan fisiologi, sehingga menurunnya kemampuan tubuh ditengah-tengah program latihan akibat beban yang terlalu berat. 

Biasanya istilah "overtraining" ini diberikan kepada olahragawan yang ingin mengejar target latihan tertentu yang diberikan pelatih atau dirinya sendiri, misalnya untuk mencapai rekor atau melatih tehnik-tehnik baru dengan cepat padahal tubuh si atlet tidak siap.

Ini terjadi juga misalnya, setelah bulan puasa atau liburan beberapa bulan, seorang atlet dipaksa porsi latihan berat karena mau langsung ikut kejuaraan tertentu, maka mungkin saja tubuhnya belum mengalami penyesuaian dengan aktifitas berat dan "terkejut" sehingga dapat terjadi beberapa gejala berikut: sussah tidur, selalu merasa lelah, libido menurun, tidak nafsu makan, merasa sakit di beberapa bagian tubuh dan mugkin saja depresi.

Itu adalah untuk olahragawan yang massa otot, tulang, syaraf dan refleksnya sudah terlatih bertahun-tahun, bahkan sejak balita, dapat saja terjadi hal-hal sedemikian, lalu bagaimana dengan yang baru-baru saja suka olah raga, hanya setahunan terakhir gemar olahraga atau ingin membentuk tubuh dengan olahraga berat dan memaksakan porsi berat latihan dengan asupan gizi yang tidak seimbang? Hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi.

Aktifitas fisik berlebihan, diet yang tidak sesuai dengan aktifitas fisik serta kurangnya tidur dapat berakibat fatal pada beberapa organ, antara lain:

1. Sistem otot dan tulang: dapat terjadi robek atau sedera otot, otot nyeri akibat asam laktat yang menumpuk, persendian nyeri atau tulang patah.

2. Sistem pencernaan: asam lambung mungkin meningkat, konstipasi atau malah diare.

3. Sistem pernapasan: mungkin terjadi sesak napas, jika asam laktat berlebihan mengganggu otot pernapasan atau saluran napasnya terjadi radang akibat reaksi imunologis ketika terjadi kerusakan sel atau jaringan.

4. Sistem persyarafan: Saraf tepi dapat terjadi rasa nyeri, syaraf pusat dapat saja terjadi gangguan kesadaran kalau banyak amoniak atau protein-protein yang pecah di tubuh menumpuk di otak.

5. Jantung dan pembuluh darah: jantung yang terlalu dipaksa diluar batas kemampuannya dapat tiba-tiba saja berhenti akibat gangguan irama yang menyebabkan asupan oksigen berkurang atau karena pecahan-pecahan protein dan lemak di pembuluh darah yang banyak bergumpal-gumpal membentuk emboli dan menyumbat pembuluh darah coroner.

Bayangkan, atlet yang latihan sudah sejak kecilpun dapat terjadi "overtraining", apalagi yang bukan? Untuk itu bagi yang baru mulai-mulai sadar olahraga dan memulainya menjelang usia 40 tahunan, perhatikan hal-hal berikut:

1. Mulai porsi latihan kecil, 30 menit lari atau jalan kaki ringan, bersepeda atau berenang, minimal 5 hari dalam seminggu,

2. Makan yang cukup protein, lemak dan karbohidrat. Jangan sampai pantang karbohidrat saat olah raga berat.

3. Ada waktu istirahat atau tidur yang cukup antara satu sesi latihan dengan yang lain. Tidur sehari sebaiknya 8 jam, kurang lebih.

4. Mau olahraga prestasi (misalnya bertanding basket atau bulu tangkis) baru dimulai di usia menjelang 40 tahun? Lupakan sajalah.

Demikianlah beberapa informasi tentang olahraga berlebihan atau "overtraining" yang pada atlit profesional sekalipun dapat menjadi fatal apalagi untuk orang non atlit yang tiba-tiba memaksakan diri berolahraga dengan target tertentu.

Dokumentasi KOMPAL
Dokumentasi KOMPAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun