Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Menjajal Tol Jokowi sampai "Finding Nemo" di Pulau Tegal Mas Lampung

7 Januari 2020   15:21 Diperbarui: 7 Januari 2020   15:21 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun lalu 2020 awal adalah "jatah" keluarga kami berkumpul merayakan malam tahun baru di Palembang rumah orang tuaku, berselang-seling tahun depan kami akan merayakannya tahun baru di keluarga mertua di Medan.

Yang mengejutkan adikku yang tinggal di Bali, tahun ini suaminya yang bekerja di pajak tidak mendapat bonus tahunan seperti sebelumnya dan terancam tidak dapat kumpul di Palembang karena tiket pesawat untuk 3 orang bolak-balik pasti diatas 10 juta rupiah. Ternyata adikku,suami dan anaknya masih bela-belain datang lewat darat naik "tol Jokowi" memakai Trans Jawa lanjut Trans Sumatera dengan mobil "city car" yang termurah di Indonesia.

Nah, makanya selesai acara pergantian tahun itulah terpikir juga untuk menjajal tol Palembang-Lampung yang hanya 360 kilometer dan dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam dapat ditempuh dalam 3,5 jam.

Hukuman pajak hotel (dok.pri.)
Hukuman pajak hotel (dok.pri.)

Tanggal 3 Januari lalu pukul 7 pagi kami ikut berkonvoi dengan keluarga adik perempuanku itu ke Lampung via tol, mereka melanjut sampai Bakauheni sementara kami masuk ke kota Bandar Lampung via pintu tol Kota Baru pukul 11 siang, dengan kecepatan mobil antara 80-95 kilometer perjam karena masih ragu-ragu apakah mobil 1200 cc yang kami tumpangi berlima cukup daya tahannya untuk perjalanan jarak jauh.

Sesampai di Bandar Lampung kami menginap di hotel yang ternyata ramai sekali diparkiri mobil dengan plat bernomor seri BG, B dan A selain BE yang merupakan seri plat mobil Lampung tetapi lucunya hotel yang ramai itu sendiri sedang kena hukuman oleh pemerintah daerah setempat karena belum membayar pajak hotel. Pagar hotel, dinding depan hotel banyak digantung spanduk seperti diatas. Kalau rumah peserta BPJS atau perusahaan yang tidak membayar BPJS diperlakukan seperti ini mungkin ada "shock therapy" juga,ya.

Dermaga I Ketapang (dok.pri.)
Dermaga I Ketapang (dok.pri.)

Setelah mencari di dunia maya paket wisata di Lampung kami pun memutuskan ikut "open trip" oleh sebuah travel ke Pulau Tegal Mas dan sekitarnya, biayanya 250 ribu perorang sudah termasuk kapal, makan siang, pinjam alat "snorkling" serta berfoto-foto di air, drone dan di darat. Tanggal 4 Januari pagi titik temunya di Dermaga Ketapang pukul 8 pagi dan kami mulai perjalanan pukul 8.40 .

Di pintu masuk (dok.pri.)
Di pintu masuk (dok.pri.)

Pulau yang berpasir putih ini ternyata sudah ramai sekali dan sudah mempersolek dirinya sejak tahun 2015. Banyak paviliun sudah berdiri yang kabarnya biaya menginap semalamnya 1,5 jutaan. Untuk berfoto-foto ria cukup banyak tempat yang bagus tetapi memang yang menjadi masalah tetaplah sampah yang tidak ada petugas khusus membersihkan secara rutin dan kamar mandi cuci kakus yang sangat terbatas, harus mengantri 5-15 menit untuk sekedar buang air kecil di WC, tapi kalau mau di pantai sambil berendam, siapa yang tahu?

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Setelah makan siang pukul 13.15 kami beranjak kira-kira 1 mil dari Pulau Tegal Mas untuk menyelam di terumbu karang sekitar pulau itu. Ada banyak ikan nemo berkeliaran yang mampir kalau kita kasih roti untuk memancingnya datang. Ada pemandu wisata yang setia memotret para peserta "trip" dengan "action camera" yang tahan air.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kira-kira pukul 3 kami mampir ke Pulau Pasir Muncul, karena ada gundukan pasir yang muncul di ujung pulau yang menjadi tempat berfoto cantik memakai "drone" bagi yang suka banget "selfie". Ada juga fasilitas "banana boat" dan "donat boat" untuk wisatawan yang suka memicu adrenalinnya.


Minggu siang, 5 Janiari 2020 pukul 12-an setelah ibadah minggu di gereja Methodist yang ada di dekat hotel, kami pun pulang ke Palembang via tol Jokowi dengan harga "e-money" sekitar 49.000 satu kali jalan. Tanggal 6 Januari kabarnya harga tol naik menjadi 280-an ribu dari Palembang ke Bakauheni.

Walau mungkin naik kereta api klas ekonomi lebih murah 1 orang 30 ribuan, tetapi waktunya 8-9 jam, dengan adanya pemangkasan waktu yang separuhnya ini, bukan tidak mungkin suatu saat nanti wisatawan Jakarta yang biasanya macet berlibur ke Bandung, lebih memilih ke Palembang karena dapat ditempuh antara 5-10 jam tergantung kecepatan mobil dan kepadatan jalan.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun