Setahu saya, hanya pak Thamrin Dahlan yang pernah memproklamirkan diri menjadi Kompasianer yang selalu hadir di Kompasianival sejak 2011 selain diriku. Seolah mudik lebaran atau tahun baruan, kami berdua adalah Kompasianer yang menganggap Kompasianival itu agenda yang tidak boleh terlewatkan kecuali ada "force majeur".
Apalagi kalau sudah bertemu, kita tidak pernah membedakan yang mana "newbie" maupun "old boy" atau geriatri, semua merasa setara dan kalau ada yang minderan atau 'baperan" ya salahnya dia belum dapat penjenamaan diri ("personal branding").
Jujur lebih bangga dari tahun lalu yang aku justru menang di "best in spesific interest" karena 'award" ini adalah hanya perwakilan tetapi pada dasarnya semua Kompasianer sudah berjuang membuat Kompasiana tetap eksis dengan peningkatan bacaan 70% tahun lalu dan anggota barunya meningkat 30% kalau tidak salah.
Dan bagi saya pribadi yang tiga bulan terakhir malas menulis karena tidak konsentrasi dan sedang galau akibat "note book' saya tambah lambat, menemukan kembali semangat menulis alias jatuh cinta lagi pada dunia literasi dengan cara meminjam laptop istri yang baru dibeli beberapa bulan dan tentu saja belum banyak virusnya.
Mungkin tahun depan perlu ada piala untuk Kompasianivaler, yaitu orang-orang yang selalu hadir di Kompasianival, hadiahnya cukup pin kecil atau sehelai sertifikat, pasti itu sudah sangat membanggakan.Â
Setuju?