"Bagaimana kondisi Mama saya, Dok?" tanya putra si pasien yang usianya masih 40-an, sementara si ibu sudah 70-an tahun.
"Sudah mulai hilang nyeri dadanya, tetapi masih sesak. Jantungnya ada sumbatan di bagian bawah, saluran napasnya menyempit dan kemungkinan juga ada "stroke" Â kambuhan, karena kaki dan lengan kanannya lemas. Nanti kita konsulkan ke dokter syaraf," kataku.
Kondisi si pasien sudah stabil dibandingkan saat masuk yang meronta-ronta seperti sangat kesakitan dan sangat sesak. Diagnosis kerjanya adalah serangan jantung dan asma berat dengan dugaan "stroke" ringan yang perlu konfirmasi CT-scan.
Pasien diobati dengan bronkodilator, pengencer darah, antibiotik yang kuat, steroid, pelebar pembuluh darah,antinyeri yang kuat, obat neurotropik suntikan, membuat kondisinya mulai membaik.
Tetapi yang menarik saat si "A", putra si pasien, diminta mengisi formulir siapa-siapa saja yang dilarang membesuk, dia mencantumkan nama si "B" dan si "C", yang merupakan kakak dan adik kandungnya sendiri.
Dan ketika si B dan C ke rumah sakit dari luar kota, perawat jaga pun terpaksa berdebat lama melarang mereka membesuk.
"Dia itu Mama kami juga, kenapa dilarang membesuk dan menjaganya?" Tanya si "B" sewot.
"Yang mengurusi pasien itu dari awal tuan A, dia membuat pembatasan membesuk, di antaranya Anda dan ibu C," ujar perawat jaga.
Tidak puas dengan pernyataan si perawat, B dan C menelepon si A supaya datang ke ruangan lalu setelah bertemu mereka pun bertengkar di teras bangsal, sekilas oleh perawat jaga terdengar kalimat seperti judul di atas.
Setelah negosiasi bertiga, akhirnya mereka sepakat besoknya baru si "B" dan "C" boleh membesuk sang bunda, saat kondisinya lebih stabil lagi.
"Mama saya kena serangan asma dan jantungan itu karena "C" yang tinggal di Bandung memberi kabar buruk, usahanya lagi jelek, dia minta uang ke Mama lagi. Mengakunya sih meminjam tetapi selama ini juga uang yang dipinjam tidak pernah dibalikin." Lalu si "C" satu-satunya anak wanita si Mama yang tinggal di Medan selalu menelepon ributnya dia dengan suaminya, anak-anaknya yang malas belajar, badannya yang terus gemuk padahal sudah senam sampai selalu kambuh maag-nya setiap makan sambal dengan kepedasan level 6," kata A.