Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jendral Itu Pernah Mengibarkan Bendera Antidemokrasi 30 Tahun yang Lalu

12 Agustus 2019   22:45 Diperbarui: 12 Agustus 2019   23:09 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera antidemokrasi (dok. pri.)

Sang istri membacakan wasiat terakhir sang penguasa baru dalam isak tangis yang sangat. Ada sedikit keraguan dari bawahan Jendral Igjo, tetapi mereka tidak dapat membuktikan apa yang salah dengan drama tidak masuk akal ini.

Sebulan kemudian, Republik Gemah Ripah mengangkat Panglima militer ibu kota baru, kali ini dengan seleksi sangat ketat bahkan memakai tehnik hipnotis segala tentang apa-apa saja isi pikiran alam bawah sadar si calon. 

Kebetulan terpilih perwira yang duda tidak punya anak, Jendral Boiboisiboy maka langsunglah dijodohkan dengan Syantikirti dengan pesan si Presiden Donatelor, jangan macam-macam membuat makar, nanti kena "skak-mat" sang penyanyi yang ternyata sebenarnya agen rahasia rekrutan sang presiden.

"Dinda Syantikirti, sebenarnya kamu cinta benar sama saya atau hanya ingin menjaga saya jangan macam-macam seperti Jendral Igjo?"Tanya Boiboisiboy penasaran.

"Saya cinta benaran, Sayangku..."Kata sang biduan merangkap mata-mata merangkap istrinya itu.

"Apa buktinya?"Sang Jendralpun penasaran menunggu jawaban.

"Aku mau hamil dari kamu. Itu sudah cukup..." Syantikirtipun memeluk suaminya sambil tersenyum bahagia.

Sumber: dokumentasi KOMPAL
Sumber: dokumentasi KOMPAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun