"Wah, ini makam atheis, tidak ada nisannya, inisialnya "R*", aku paculi, ya..." Celetuk Cak Lontong dengan geram, di babak kedua pementasan "Kanjeng Sepuh" di Taman Ismail Marzuki semalam 23 Maret 2019, pukul 20.00-23.00, wib.Â
Kegeraman yang seperti serius namun tetap lucu, apalagi lawan bicaranya, Akbar yang menjadi pengumpan atau "korban" banyolan logis silogisme khas Cak Lontong, pas sekali beradu dialognya.Â
Soima merasa dialah titisan Srikandi, karena kaya raya dan menjadi caleg, sementara Cak Lontong merasa titisan Arjuna. Kanjeng Sepuh, yang losmennya tidak laku dan istrinya Wulan Guritno yang kecewa pun bertengkar, lalu pergi meninggalkannya.
Ternyata titisan Srikandi bukan Soima tetapi lawan politiknya Yu Ningsih dan titisan arjuna si Kanjeng Sepuh sendiri.Â
Tim kreatif Butet Kertaredjasa, Djaduk Ferianto dan penulis skenario Agus Noor, mungkin akan komat kamit jantungan sendiri melihat banyaknya variasi, kreatifitas alias spontanitas pemain diatas panggung yang di luar latihan, membuat penonton terpingkal-pingkal sepanjang pertunjukan.