Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Pasien Diabetes Itu Pingsan Dibatasi Diet Terlalu Ketat

19 November 2018   23:42 Diperbarui: 19 November 2018   23:55 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu saya tiba-tiba pingsan, dok. Dia ada penyakit diabetes, biasanya makan obat glibenclamide 5 mg, beberapa hari ini ada saudara mengajari ibu program diet ketat diabetes, makannya sedikit sekali, ibu sampai lemas dan akhirnya pingsan di rumah.."Keluh si anak dari pasien usia 60-an tahun ini.

"Selama ini gula darah ibu berapa?"Tanya saya.

"Sekitar 200-an, sesekali 160-an, tetapi tidak pernah lebih 300."Jawabnya, sebagai catatan satuan gula darah adalah mg/desiliter.

"Oke, lain kali, kalau mau mengatur ulang diet, ke rumah sakit dahulu. Ini gula darah ibu hanya 21, itu gulanya sangat turun, namanya hipoglikemia, kalau terlambat ditolong bisa membuat otak terganggu dan kesadarannya rusak permanen."Kata saya. Kebanyakan pasien yang mengalami kadar gula darah kurang dari 60 mg/dL akan mengalami gangguan kesadaran dan kalau lebih 12 jam tidak ditolong maka akan terjadi edema otak dan dapat terjadi penekanan (herniasi) ke pusat pernapasan di batang otang yang berujung fatal.

Si pasien segera diberikan cairan gula dextrose 40% 2 botol dan kesadarannya pun membaik. Pemeriksaan selanjutkan didapatkan fungsi ginjal si pasien menurun, ditandai kreatinin darah lebih dari 5 mg/dL (normalnya kurang dari 1,3 mg/dL). Fungsi ginjal yang menurun ini membuat pembuangan sisa metabolisme obat diabetes yang rutin terhambat, sehingga kadar obat di tubuh cenderung lebih tinggi daripada orang biasa. Ditambah lagi ada pengurangan makan yang terlalu ketat oleh keluarga yang baru membaca tips-tips mengatur diet yang dibacanya di berbagai sumber.

"Dari rumah sakit sudah memberikan konsultasi gizi diabetes melitus ke ibu sesuai dosis obatnya. Kalau pasien menjadi kurang mau makan, maka harus dikonsultasikan ulang, dosis obatnya mungkin harus dikurangi. Apalagi ibu ini ternyata ada komplikasi gagal ginjal akibat kelelahan atau salah makan obat." Kata saya. Ternyata si ibu kalau sedang mual-mual membeli sendiri obat "maag" yang mengandung unsur logam, seperti antasida yang memperberat kerja ginjal.

Jadi, hipoglikemia (gula terlalu turun, kurang dari 60 mg/dL) lebih berbahaya daripada hiperglikemia (gula darah lebih dari 200 mg/dL) dilihat dari waktu terjadi komplikasinya. Hipoglikemia komplikasi beratnya dapat terjadi kurang dari 24 jam sejak pertama terjadi bila tidak langsung ditolong sementara hiperglikemia berat yang lebih dari 500 mg/dL pun terkadang baru 3-7 hari si pasien tumbang.

Intinya tips-tips diet di beberapa sumber media untuk diabetes melitus itu baik, pada kondisi berikut :

1. Orang yang belum kena diabetes, dengan atau tanpa riwayat keluarga diabetes, ingin mencegah terkena penyakit ini.

2. Orang yang sudah menderita diabetes namun usia masih relatif muda, belum ada komplikasi terutama ke ginjal.

3.  Orang tua yang menderita diabetes melitus, daya ingatnya masih baik, mampu memeriksa gula darah sendiri dan mampu mengatasi efek samping obat.

Namun hati-hati menerapkan tips-tips diet untuk diabetes melitus dari "grup sebelah" untuk kondisi berikut:

1. Orang tua yang sudah pikun, lupa sudah makan atau belum, lupa sudah makan obat atau belum.

2. Pasien diabetes dengan gangguan gagal ginjal, karena kadar obat diabetes dan produk metaboliknya mungkin sangat tinggi di darah pasien yang membuat penurunan gula darah lebih banyak dari yang diperkirakan.

3. Pasien yang tempat tinggalnya jauh dari pusat kesehatan. Pasien tipe ini seharusnya dikonsultasikan gizi periodik perenam bulan sesuai dengan kadar gula, banyaknya olahraga, banyaknya makan dan dosis obatnya. Atau bila si pasien mau mengurangi makan, dosis obatpun dikurangi.

Demikianlah, beberapa tips untuk memakai tips pemberian diet pasien diabetes melitus. Ada kondisi-kondisi pasien yang harus "tailor made" khusus atau personal dan diawasi ketat dan ada yang masih boleh memakai tips-tips yang "borongan".

dari FB Kompal
dari FB Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun