"Pasien ini laki-laki 40-an tahun dengan luka bakar di dada dan perut, dok. Dikonsulkan karena ada kencing manisnya, sudah tahu 3 tahun terakhir, tetapi kontrolnya tidak teratur."Kata perawat yang mendampingi "visite" pasien rawat inap.
Luka bakarnya melepuh hanya sekitar 10 persen luas tubuh dan derajad satu, mengenai lapisan kulit saja, tetapi saat diperiksa gula darahnya, lebih 400 mg/ desiliter.
"Sementara pakai insulin dahulu, ya, pak. Kalau lepuhnya sudah kering baru boleh makan obat antidiabetes yang biasa lagi." Kata saya.
Si Pasien pun "curhat" luka bakatnya akibat membuka tutup radiator alat berat yang baru saja dijalankannya. Dia lupa kalau radiator yang baru saja bekerja, airnya masih mendidih, lalu cairan panas itu pun menyembur mengenai dada dan perut si pasien.
"Sejak setahun terakhir sering lupa dan sering tidak konsentrasi,dok. Apa ini karena diabetesnya, ya?"Tanyanya lugu.
"Diabetes memang dapat mengganggu persyarapan,pak. Tetapi kalau mengganggu daya ingat, saya belum dapat memastikan. Itu ada tes tersendiri."Jawab saya.
Kelainan syaraf, kelainan pembuluh darah dan organ-organ vital adalah komplikasi diabetes melitus yang paling umum. Gula darah yang tinggi serta oksigenisasi pembuluh darah yang menyempit membuat kuman sangat cepat tumbuh di luka pasien diabetes melitus.
Luka bertambah sulit disembuhkan karena antibiotik susah menjangkau pusat luka akibat sempitnya ukuran arteri pasien dan obat-obat pembuka sumbatan endapan lemak aterosklerotik seperti golongan cilostazol dan aspilet sangat dibutuhkan. Antibiotiknya juga selain yang dapat membunuh kuman golongan gram positif dan gram negatif, harus ditambah dengan antikuman golongan anaerob (kuman yang tidak butuh oksigen).
Setelah diobati 5 hari, keadaan umum pasien membaik dan diperbolehkan pulang dengan nasehat "eling-eling" kalau dekat dengan barang atau pekerjaan berbahaya, karena mulai pelupa dan berkurang kegesitannya karena diabetes melitus yang tidak terkontrol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H