Percakapan di komentar tulisan saya kemarin dengan akun abal-abal "Angel Penakluk Setan", menginspirasi sebuah riset kecil-kecilan tentang "psy-war" yang dilancarkan para "haters" terhadap yang dianggap mereka "lovers-nya" Jokowi.
Tanggal 26 Juli 2018 nama akunnya berubah menjadi "Penakluk Setan" dan tanggal 6 September 2018 si akun mengubah nama menjadi "Angel Penakluk Setan".
Sampai saat ini tulisannya sudah 40 buah dan sebagian memang menyerang Jokowi serta tim suksesnya atau program-program pembangunannya yang salah semua menurut akun ini.
"Tugas" akun ini ternyata juga "nimbrung" di komentar tulisan-tulisan lain di Kompasiana yang dia anggap pro pemerintah saat ini, terutama Kompasianer yang dia anggap "Lovers" atau pro Jokowi.
Walau terkadang sebal dengan komentarnya yang terkesan "ngontani, ngenyek, menyindir" profesi maupun personal, tetapi karena akun ini tidak "dibredel" artinya masih dianggap tidak melanggar "term and condition" di Kompasiana, jadi sebaiknya tetap saya hormati sebagai teman sesama "blogger keroyokan" dengan hak dan kewajiban yang sama.
Namun untuk teman-teman lain yang sering diusilin akun-akun abal-abal seperti ini, saya menyarankan cara menghadapinya di bagian komentar, antara lain:
1. Yakinkan dirimu kalau kamu akun asli (tervalidasi) dan mereka akun abal-abal, jadi mereka pengecut dan kalian adalah orang yang bertanggung jawab. Tekankan itu, ajak dia bertemu dan "japri" kalau perlu untuk sekedar meyakinkan bahwa kebencian yang dia tulis bukan "personal" hanya demi kampanye 7 bulan ini.
2. Tegaskan di komentar kalau akun palsu ini masa hidupnya paling sampai 30-an April 2019, setelah itu dia "bebas tugas". Dia sebenarnya teman-teman kita juga yang berbeda haluan, tetapi malu atau takut mengeritik Jokowi memakai akun asli akibat kurang data atau tidak yakin data dan memang Kompasiana itu rumahnya Jokowi "Lovers", yang "haters" cuma "ngekos".
3. Jangan terpancing kata-kata kasar membalas sindirannya karena nanti dipakai sebagai bumerang menyerang kita yang akun asli. Kalau akun palsu perang melawan akun palsu mungkin berbeda lagi caranya.
4. Bila memang "hate speech" dan data yang dia sampaikan tidak valid atau sangat memfitnah, boleh laporkan ke admin, siapa tahu dia diberangus atau paling tidak diingatkan.
Jadi, semasa kampanye yang teramat panjang ini, tetaplah tabah kalau tulisan kita yang tidak ada urusannya dengan politik pun dikotori komentar-komentar "nyeleneh" satu atau lebih akun abal-abal dan tetaplah menulis, karena mereka sangat ingin kita berhenti menulis.
 Jangan menyerah, teman-teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H