"Kami berangkat besok ke Palu, doakan tugas kami bermanfaat dan dapat kembali dengan selamat." Demikian chat WA-Grup IDI (Ikatan Dokter indonesia) Palembang, salah satu dokter spesialis bedah tulang yang sudah biasa berangkat suka rela 1-2 hari ke daerah gempa di Indonesia. Beliau dan banyak dokter bedah umum, dokter anestesi di seluruh Indonesia sudah terorganisir untuk bencana alam besar di dalam negeri dan beberapa kali di luar negeri sejak adanya bencana tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004.
Mengapa tenaga spesialis, dokter umum, paramedis dan penunjang medis dari luar daerah gempa sangat dibutuhkan?Â
1. Karena memang tenaga medis, para medis dan penunjang medis setempat mungkin saja turut menjadi korban atau masih "trauma" dengan kejadian luar biasa yang menimpa mereka, mungkin baru beberapa hari kemudian mereka siap bekerja dengan optimal dan itupun tidak mungkin langsung diserahkan banyak kasus.
2. Jumlah korban bencana pasti banyak, penyakit yang terjadi pun mungkin 2-5 kali lipat meningkat dibandingkan kalau tidak ada bencana.
3. Fasilitas dan bahan habis pakai untuk medis mungkin jumlahnya terbatas atau malah rusak, jadi bantuan yang datang biasanya diiringi dengan bantuan alat-alat dan bahan habis pakai, seperti obat-obatan dan pendukung lainnya.
Mengapa dokter bedah tulang dan bedah umum yang paling dibutuhkan saat pertama kali ada bencana? Sebab bencana biasanya berhubungan dengan trauma akibat benturan, tertimpa sesuatu, tenggelam, terbakar atau luka.
Dokter bedah tulang sangat dibutuhkan untuk memperbaikan patah tulang, amputasi organ. Sementara dokter bedah umum dapat menutup luka yang besar, mengeluarkan benda-benda yang menancap di kaki, tangan dan tubuh lainnya atau membuang darah atau nanah di perut atau paru-paru.
Setelah 3 hari sampai seminggu, maka dokter penyakit spesialis penyakit dalam, jantung, paru-paru, kebidanan dan anak dapat mulai diturunkan ke lapangan untuk penyakit lanjutan yang berhubungan dengan memburuknya sanitasi dan lumpuhnya fasilitas umum. Penyakit diare, jantung, pernapasan, gangguan kehamilan, kejang demam pada anak dapat terjadi menyusul kemudian. Dokter forensik juga dibutuhkan kalau banyak korban jiwa perlu identifikasi.
Lewat satu minggu, biasanya dokter jiwa (psikiater), psikolog diperlukan untuk pasien yang "stress" berat, dokter bedah plastik dibutuhkan untuk yang sangat "mengerikan" lukanya di wajah. Dokter mata, syaraf dan THT juga diperlukan kalau 1 minggu-2 minggu ada banyak keluhan di bidang tersebut sementara dokter spesialis setempat tidak cukup jumlahnya.
Kondisi tanggap bencana untuk medis seperti ini biasanya paling lama 2 minggu dan setelahnya tenaga medis lokal dapat mulai mengatasi kondisi kedaruratan dan pasien pun berangsur-angsur berkurang.
Selama bertugas, biasanya para petugas medis ini tidak ada janji jasa medisnya dibayar berapa, mereka hanya sukarela bekerja, kalau makannya dan tempat tinggalnya diurusi ya syukur, tetapi kalau tidak juga ya sudah rela. Kalau yang banyak menuntut ini-itu, biasanya dari awal mereka tidak akan berangkat. Maka, kalau Anda pasien yang menganggap semua dokter itu "matre", seharusnya Anda mengenal beberapa orang di antara profesi ini yang tidak begitu, minimal saat bencana seperti ini.