Mungkin dengan dokter lain si bapak tidak memberitahukan obat-obatan dan penyakit jantung hipertensinya sehingga dikasih saja obat kuat. Padahal sebenarnya si pasien ini peserta BPJS Kesehatan kelas 3 yang menurut hemat saya sewajarnya tidak usahlah ada istri muda atau "jajan" lagi.
Tetapi resiko ditinggalkan pasien karena tidak mau meresepkan "obat kuat" sangat mungkin terjadi, apa boleh buatlah, semua demi kepentingan si pasien sendiri, karena dokter harus memprioritaskan jatungnya walaupun si pasien lebih memprioritaskan kelaki-lakiannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H