Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Dada Saya Nyeri Sekali Waktu Pesawat di Atas Awan Petir, Dok"

6 September 2018   19:24 Diperbarui: 6 September 2018   20:16 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan dan pesawat (dok.pri)

"Kemarin baru saja dari Yogyakarta, dok. Untung masih sampai di Palembang." Kata pasien lelaki usia 60-an tahun dan baru pensiun, seminggu sebelumnya baru saja dirawat dengan sumbatan pembuluh darah jantung yang komplikasi dari diabetes melitusnya sebagai penyakit lamanya.

Perawatan 5 hari dengan gula darah lebih 20o mg/dL serta enzim jantung "CKMB" meningkat dan rekam jantungnya ada gambaran "iskemia" (jaringan jantung kekurangan oksigen ) luas dan dalam.

Diberikan insulin, pengencer darah heparin berat molekul rendah, aspirin, pengencer darah serta anti kolesterol dan gambaran rekaman jantungnya membaik di hari kelima. Pasien diperbolehkan pulang dan disarankan istirahat, jangan banyak aktifitas serta diajarkan diet diabetes dan rendah lemak.

"Saya sarankan bapak istirahat, kenapa malah jalan-jalan?"Tanya saya sambil geleng-geleng kepala dan tertawa kecil.

"Saya iyakan saja nasehat dokter. Tetapi masalahnya tiket saya, istri dan anak-anak sudah dibeli bolak-balik, dok. Sudah jauh-jauh hari. Sayang kalau dibatalin." Istri dan anak yang ikut mengantar cuma tersenyum "sepet" tidak enak hati.

Bayangkan saja, si bapak yang baru kena serangan jantung dan baru pulang perawatan dari rumah sakit, besoknya harus terbang naik pesawat ke yogyakarta dan berwisata seminggu disana. Tahulah kalau sudah ke kota pelajar itu, yang mau dijalani banyak.

"Jantungnya bagaimana saat diatas ketinggian pesawat?" Tanya saya penasaran. Ini bapak memang tabah benar, demi kebahagiaan keluarga rela menahan sakit dan anak-istri serta cucunya tidak merasa kalau dia menjadi beban.

"Waktu hujan, ketinggian diatas awan dan banyak petir, saya nyeri dada lagi, dok. Obat nitrat yang dibawah lidah saya hisao-hisap lagi. Agak sesak, kepingin rasanya mengambil sungkup oksigen diatas kepala saya itu."Keluhnya.

"Kok bapak tidak bilang kalau sesak?" Si istri protes karena berpikir selama berwisata suaminya "fine-fine" saja.

"Bapaknya tidak mau merusak jalan-jalan keluarga, bu. Untung masih dapat kontrol hari ini, gula darah bapak juga bagus dibawah 200, artinya makannya dapat dijaga."Kata saya.

Lalu si bapak saya rujuk untuk pasang cincin jantung di rumah sakit tipe A, supaya tidak akan ada serangan sumbatan jantung lagi kalau terbang.

Pasien sumbatan pembuluh darah jantung sangat berbahaya kalau ikut penerbangan tanpa persiapan. Sebaiknya kalau baru dirawat dari rumah sakit, si bapak melapor ke petugas kesehatan bandara dan mungkin diberikan tabung oksigen untuk membantu pernapasan.

Di ketinggian diatas 10 ribu kaki dapat terjadi hipoksia, kekurangan oksigen sel tubuh yang menimbulkan gejala sesak, mengantuk, nyeri dada, lemas dan euforia.

Tekanan parsial oksigen di darah arteri normal antara 75 sampai 105 mmHg dapat menurun dan jantung akan memberi sinyal nyeri sebagai "alarm" peringatan.

Nah, kalau ada kasus begini, sudah pesan tiket jauh-jauh hari tetapi ada yang beresiko naik pesawat diantara rombongan wisata, apa yang harus dilakukan?

Hubungi dokter spesialis terkait dan sarannya diberikan dalam bentuk tertulis ke petugas pesawat. Bila perlu ada dokter yang mendampingi di pesawat, kalau memang perjalanan itu sangat sayang untuk dibatalkan

Dari FB Kompal
Dari FB Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun