Perjalanan ke Jepang ini sebenarnya karena istri saya yang "subscibe" air asia.com ditawari tiket promosi Kuala Lumpur-Osaka relatif murah, yaitu 3 juta rupiah seorang bolak-balik (saat itu karena efek "tax amnesty" ringgit ada di 3000 rupiah). Masalahnya yaitu tadi, ke Kuala Lumpurnya dari Palembang yang justru mahal, karena 9 Juni dan 17 Juli adalah saatnya liburan lebaran Idhul Fitri, tiket pulang perginya malah 3 kali lipat hari biasa yaitu 750 ribu rupiah sekali jalan dan 1,5 juta rupiah bolak-balik. Diambil atau enggak?
Walaupun mitosnya pegawai negeri itu terkesan mudah cutinya, tetapi kenyataannya tidak selalu begitu, cuti saat lebaran terkadang sangat sulit, bahkan tenaga kesehatan yang mau cuti saat lebaran pernah disyaratkan harus ijin gubernur segala. Kebetulan tahun ini lebaran "pas banget" di Jumat dan Sabtu (tanggal merah di kalender 2018), sehingga pergi liburan di 9 Juni 2018 yang Sabtu dan pulang di tanggal 17 Juni 2018 hari Minggu tidak butuh hari libur tambahan, cukup waktu cuti bersama.
Perdebatan kedua dengan istri adalah cukupkah kami "ngider" di Osaka tanggal 12 Juni sampai 15 Juni ataukah juga "menyerbu" Tokyo yang merupakan salah satu kota terpadat di dunia? Mamanya anak-anak berpendapat cukuplah sampai disini, yang penting sudah ke Jepang, lain kali dapat menunggu tiket murah lagi ke Tokyo tetapi saya berpendapat mungkin inilah pertama dan terakhir saya ke Jepang buat liburan sekeluarga dan karenanya harus ke Tokyo sekarang atau tidak pernah sama sekali.
Akhirnya, setelah membandingkan harga pesawat Osaka-Tokyo, kereta cepat Shinkansen dan bus, maka lebih murah naik bus yang kurang lebih 6 jam sampai di Tokyo. Bus berangkat pukul 21.oo waktu Osaka dan sampai pukul 05.30 keesokan harinya ,12 Juni 2018 di Tokyo, stasiun bus Shinjuku.
Ternyata Tokyo di pukul 06.00 pagi sangatlah sepi, tidak tampak banyak pegawai berjas dan berdasi atau blazer hitam di jalanan, mungkin semua masih tidur, bahkan tuna wismanyapun masih tidur.
.
Tiket bus dapat dibeli otomatis dengan mesin dan perjalanan ke Gunung itu kurang lebih 3 jam, tetapi baru ke terminalnya, namun kalau mau mendapat "spot" foto terbaik ke gunung yang dianggap suci oleh penduduk Jepang itu harus naik bus "redline" lagi di perhentian 22.