Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gerakan Ganti Patung Lilin Presiden?

8 Juni 2018   23:01 Diperbarui: 9 Juni 2018   07:33 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memeluk Jokowi (dok. Pri.)

Adanya status "viral" akun "facebook" Munia Sani bulan Mei 2018 yang terlihat dibawah ini, seberkas timbul tanya, sudah sebegitu semangatnya teman-teman di "toko sebelah" menggoreng segala sesuatu yang berkaitan dengan Jokowi untuk membuat popularitasnya menurun?

dari FB Munia Sani
dari FB Munia Sani
Patung lilin pun dianggap orang asli dan asumsi saya, foto itu diviralkan mungkin saja si akun sebenarnya sudah tahu kalau yang di foto hanya patung lilin, tetapi masyarakat di desa atau yang jarang jalan keluar negeri mana tahu ada musium lilin seperti Madame Tussauds yang dapat membuat patung mirip sekali dengan tokoh yang dimaksud.

Memeluk Jokowi (dok. Pri.)
Memeluk Jokowi (dok. Pri.)
Bagi yang kurang percaya mungkin akan mencari informasi yang benar, tetapi bayangkan orang di kampung yang jauh dan tidak ada televisi, tidak ada sinyal internet dan yang menyebarkan informasi hanya beberapa orang setempat yang sering pergi ke kota dan kebetulan adalah kader partai "toko sebelah", lalu foto ini dibentangkan di balai desa dengan cerita berbumbu-bumbu asam pedas dan legitnya. Apa yang terjadi?

Dan hasilnya, banyak berita di televisi yang konon pro pemerintah "terpaksa" harus gencar memberitakan berulang-ulang bahwa foto ini adalah patung lilin dan beberapa koran di Palembang juga memuat berita yang nadanya sama, menjelaskan itu patung lilin dan bukan Jokowi asli. Efek foto ini ternyata tetap mengkhawatirkan walau sebenarnya lucu.

Di satu sisi saya berpendapat patung lilin untuk tokoh penting sebuah negara yang bersistem demokrasi, dimana si tokoh mau melakukan pemilihan umum ulang, keberadaan patung ini dapat beresiko menjatuhkan popularitas si tokoh kalau "digoreng" seolah asusila di negara yang masih banyak rakyat kurang baca, kurang sinyal, kurang jalan-jalan dan mudah dihasut dengan berita "hoax", sampai patungpun "dihoax".

 Di sisi lain, pembuatan patung lilin oleh musium sekaliber Madame Tussauds disaat si tokoh masih hidup adalah sebuah tanda popularitas yang tak tertahankan lagi, sehingga mereka tidak mau menunggu lama lagi sampai si tokoh ini pensiun atau menjadi orang biasa lagi atau meninggal, dimana patung mereka mau diapa-apain sama pengunjung juga tidak memiliki efek politis atau efek pencemaran lagi.

Mungkin, supaya jangan terjadi lagi "gorengan" mesra atau adegan pelecehan dengan patung lilin pak Jokowi, perlu dibuat gerakan ganti patung lilin presiden dengan posisi atau pose "aman", misalnya Jokowi sedang ada di  dalam mobil atau diatas kuda, sehingga yang mau memeluk atau menciumnya susah. 

Karena ya itu tadi, yang pernah travelling  ke luar negeri sih mengerti hal-hal seperti ini, tetapi bagi rakyat yang tidak pernah jalan-jalan dan tidak "melek" sosial media, maka tergorenglah dia dan lunturlah kekagumannya pada Pakdhe Jokowi yang sementara ini oleh warga Singapura, Hongkong dan Malaysiapun banyak yang memujanya.

Bukan patung lilin (dok.pri)
Bukan patung lilin (dok.pri)
dari FB Kompal
dari FB Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun