"Makan ketan kebanyakan, Dok. Ada yang beli lemper ketan, waktu berbuka saya makan 5, sahur 2. Sudah itu perut langsung melilit dan kalau saya ke belakang, ada banyak angin, tetapi cairannya sedikit saja. Muntahnya yang banyak, sampai 7 kali," keluh seorang gadis dua puluhan tahun yang terpaksa diinfus dengan gejala dehidrasi derajad sedang dan kolik abdomen berat.
"Makan santan dan rendang?" tanya saya.
"Kok dokter tahu? Bukan kemarin sih dok, tetapi sepanjang puasa ini memang sering ada makan yang bersantan dan rendang. Tidak boleh ya, dok?" tanyanya.
"Kalau perutnya sensitif dengan zat-zat yang merangsang asam lambung, sebaiknya dihindari, selain cabai dan kopi," nasihat saya.
Itu saya bilang karena beberapa pasien yang "tepar" saat berpuasa dan makan buka atau sahurnya sering menyebut 3 jenis makanan tadi, rendang, santan-santanan dan ketan-ketanan.
Tadinya saya pikir itu individual, kalau cabe, kopi dan makanan yang ada alkohol seperti tapai dan durian itu hampir seluruhnya memang menyakitkan perut.
Tetapi setelah seminggu terakhir ada 3 pasien yang menyebut salah satu atau ketiga makanan tersebut, saya dengan berat hati merekomendasikan hati-hati makan makanan yang banyak santan, banyak kelapa gonseng dan ketan untuk menu berbuka atau sahur, terutama yang punya pengalaman sakit asam lambung (maag).Â
Atau kalau memang ingin sekali makan itu, makanlah obat asam lambung terlebih dahulu seperti antasida atau proton pump inhibitor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H