"Sesak sekali napas saya, Dok. Sudah 2 hari. Tadinya ada batuk-batuk berdahak kental agak lengket, lalu saya batukkan kuat -kuat. Tetapi dua hari lalu waktu saya hentakkan batuk sekuat-kuatnya, tiba -tiba dada kanan saya sesak dan terasa ditimpa sesuatu yang berat," lapornya meringis.Â
Saat pemeriksaan fisik jantung terdengar normal, paru kiri terdengar bising seperti gemerisik dedaunan yang dinamakan ronkhi, sementara paru kanan suara parunya sangat samar nyaris hilang, padahal kalau diketok sela iganya terdengar pantulan suara udara (sonor).
"Dirawat, ya, Pak. Paru-paru kanannya tidak kedengaran, harus diselamatkan, sebelum cacat," kata saya.
Lalu si pasien dironsen dan terlihatlah gambar seperti di bawah, area hitam tanpa garis parenkhim (gambaran daging paru).
Udara yang terperangkap di antara pembungkus paru-paru kanan pun keluar (pneumothoraks) berbentuk buih-buih ke dalam cairan. Di botol dan paru kanan pun mengembang dan sesaknya berkurang.
Yang perlu disadari, batuk tidak perlu dipaksa sekuat mungkin atau di-hoji-kan istilah Palembangnya. Pecahnya alveoli atau gelembung-gelembung penangkap udara di paru-paru bahkan dapat terjadi pada orang yang parunya normal, apalagi pada pasien yang paru-parunya bolong karena penyakit TBC (tuberculosis).
Sebaiknya kalau ada dahak kental diencerkan dahulu supaya dapat dikeluarkan dengan batuk ringan dan hindari memaksa batuk sampai hoji yang berpotensi membuat paru-paru pecah.