Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ceng Beng", Ketika Orang Tiongkok Terpaksa Memakai Kalender Matahari

31 Maret 2018   18:30 Diperbarui: 31 Maret 2018   19:31 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pos, teman kita yang diluar kota sedang berdatangan untuk perayaan "Ceng Beng", malam ini mau reuni kecil-kecilan,  mau ikut, tidak? "Tanya seorang teman yang sama -sama melayu tetapi karena di SMP Frateran yang jumlah murid Tionghoanya lumayan banyak, kami pun terbiasa bergaul dengan mereka. 

"Oh, pantasan pekuburan talang kerikil bersih benar,  biasanya banyak alang -alang dan semak -semak. Aku datanglah. Kangen juga sama mereka. " Janji Saya. 

Dok. Pri.
Dok. Pri.
Perayaan "Ceng Beng" biasanya jatuh di tanggal 5 April yaitu 15 hari setelah hari musim semi tiba.  Tanggal itu diyakini sebagai saat matahari tepat berada di khatulistiwa.  

Penanggalan China memang biasanya berdasarkan peredaran bulan,  tetapi khusus untuk Cheng Beng disesuaikan dengan kalender matahari karena berkaitan dengan musim.

Banyak legenda yang mewarnai adanya "Cheng Beng" ini dari budaya bersih -bersih kuburan setelah selesai panen,  adanya legenda kaisar di China yang memutuskan ziarah kuburan hanya sekali setahun saja untuk mengurangi pemborosan orang kaya jaman dahulu yang sering jiarah bermewah-mewah untuk pamer sampai adanya legenda raja yang pulang perang dan mendapatkan orangtuanya dibunuh musuh dan tidak diketahui makamnya. 

Untuk itulah dia memerintahkan semua rakyat membersihkan kuburan keluarganya dan kuburan yang tidak ada yang mengurusinya kemungkinan besar kuburan orang tuanya. 

Bagi penduduk sekitar kuburan ini menjadi rejeki tersendiri,  karena ada yang menjadi buruh pembersih makam dengan upah 70 sampai 100 ribu sehari,  ada yang menjaga parkir dan berjualan makanan atau minuman serta bunga di sekitar pemakaman.

Yang pasti ritual ini menjadi sejenis mudik untuk saudara kita suku Tionghoa yang di perantauan. Karena ada juga keturunan orang Palembang yang sukses di Singapura,  Hong Kong, Malaysia,  Australia bahkan Amerika Serikat. 

Dok. Pri.
Dok. Pri.
Selamat hari "Ceng Beng" bagi yang merayakan. 

Dari FB Kompal
Dari FB Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun