Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akhirnya Jadi Juga Kompal "Nebeng" Kegiatan Forum Lingkar Pena

19 Februari 2018   04:59 Diperbarui: 19 Februari 2018   09:16 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jadi "nebeng" acara besok?"Tanya Saya di "WA group" Kompasianer palembang.

"Jadi...Jam 8-10, ya, Dok. Kalau jam 1 siang, sudah bubar"Kata bu Kartika yang dengan suami dan anaknya kerab ikut banyak kegiatan komunitas di Palembang.

"Bawa spanduk, ya?"Kata yang lain.

"Beres" Kata yang lain lagi.

Dan 18 Pebruari 2018 kemarin pukul 9.45 Saya pun datang ke acaranya Forum Lingkar Pena (FLP) Palembang-Sumatera Selatan di taman depan TVRI Palembang Jalan POM 9 nomor 1. Ada mbak Vita dari FLP dan rekan-rekannya, lalu dari Kompal ada pak Eddy Susanto dan bu Saen Fikri, Saya serta bu Kartika dan keluarga.

acara baca bareng (dok.pri)
acara baca bareng (dok.pri)
Acaranya sendiri sejenis perpustakaan keliling dan diskusi bacaan sehat dari FLP. Apa itu FLP? Itu adalah sebuah komunitas yang sudah ada kelembagaannya secara nasional, sejenis "pabrik" penulis muda yang menjadikan tulisannya sebagai ibadah. FLP membuat orang-orang yang ingin menjadi penulis terpacu berlatih dan berani membukukan karya-karyanya.

Pendiri FLP Helvy Tiana Rosa tahun 1997, alumni sastra UI, berkeinginan memenuhi kebutuhan masyarakat akan bacaan yang baik dari penulis-penulis baru dan salah satu pentolan FLP yang bukunya laku banget adalah penulis "Ayat-ayat Cinta" Habiburrahman El Shirazy.

Walau terkesan "nebeng" acara, namun Kompal juga tidak bawa badan saja kesana, kami juga ikut memperomosikan Kompasiana sebagai wadah melatih tulisan bagi teman-teman di FLP atau anak-anak yang suka membaca dan mengarang, karena disini bebas berkreasi asal memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Jadi tidak harus menunggu tercipta 1 buku dulu baru karya kita dibaca orang.

Pengalaman sih, membuat buku itu mudah-mudah gampang, tetapi membuatnya menjadi laku itu susah. Jadi kalau mikirnya bagaimana kalau laku dahulu, maka bukunya tidak jadi. Tetapi kalau mikirnya yang penting ada buku dahulu, laku tidak laku terserah, ya susah juga, tidak balik modal mas bro.

Mungkin, kalau sudah ikut komunitas seperti FLP, ada semacam cara cepat membuat buku tanpa harus ikut birokrasi penerbitan yang menjlimetdan ada cara membuat laku secara jejaring dan bukan mengandalkan media mainstream.

Kompal
Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun