Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Anak Belum 2 Tahun Itu Mengunyah Kertas

16 Februari 2018   22:35 Diperbarui: 16 Februari 2018   22:52 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ko, jangan dikasih coklatnya lagi, Irvan makani juga bungkus kertasnya...."Teriak kecil mbak Siti Palembang, anggota Kompasianer Palembang yang rajin ikut aktifitas membawa anaknya yang bulan Maret nanti baru 2 tahun.

"Wah, sudah dibukain, tadi bungkusnya, kenapa masih dikunyah, ya?" Tuan rumah Imlek hari ini ko Deddy Huang pun setengah kaget, setengah tertawa melihat kelakuan anak imut itu.

Umur dibawah 3 tahun memang kecenderungannya anak-anak makan apa saja yang disentuh dan bentuknya menarik. 

coklat (dokumentasi pribadi)
coklat (dokumentasi pribadi)
Kalau dilihat bentuknya, maka isinya hanya terlihat berwarna coklat, rasanya saja yang manis, tetapi bungkusnya ada yang warna keemasan, perak dan sekilas lebih memikat. Kalau tidak dibuang jauh-jauh bungkus coklatnya, hanya dibukakan dan coklat masih diberikan pada anak kecil diatas bungkusnya, besar kemungkinan kedua-duanya dimakan.

Sebenarnya, kertas yang dibuat dari bubur kayu dan dicampur dengan beberapa zat perekat, dapat dicerna oleh asam lambung manusia tergantung komposisi si kertas dan tergantung keasaman HCl (hidroclorida) di perut si anak.

Tetapi kalau dibiarkan makan kertas, dapat saja menjadi semacam kegemaran yang namanya  pica, suka makan sesuatu yang bukan makanan karena sensasi menyenangkannya. Lama kelamaan lambung juga pasti "uring-uringan" dikasih barang yang bukan "jatah" dia untuk melumatnya.

Maka sebaiknya memang setiap makanan berbungkus dibukakan oleh orang yang lebih dewasa, diperhatikan saat dia mengunyah, atau potong lagi kecil-kecil kalau ukuran makanan dapat saja menutupi kerongkongan kalau ditelan langsung semua dan menutupi saluran napas. Bungkusnya, dilipat dan dibuang ke kotak sampah.

Semoga bermanfaat bagi yang punya "batita".

dari FB Kompal
dari FB Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun