Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Tukang Masak Restoran Itu Sakit TBC, Dok"

11 Februari 2018   06:02 Diperbarui: 11 Februari 2018   08:06 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Darimana kamu tahu? " Tanya Saya penasaran. 

"Bulan lalu ada Pasien tuberkulosis paru (TBC) positif 3 dahaknya, dirawat,  tanya punya tanya ternyata pekerjaannya tukang masak di restoran itu.  Padahal kita termasuk sering pesan makanan disitu,  cukup enak, murah meriah dan mau mengantar makanan ke rumah sakit. "Kata salah satu perawat. 

"Oh,  pantas.  Sudah kalian suruh diobati TBC-nya? "Tanya Saya. 

"Mungkin sudah,  Dok. Oleh perawat bangsal ke poliklinik TBC,  tetapi kami boleh waspada,  kalau tertular bagaimana? " Lanjutnya. 

Memang kuman TBC ini unik,  dia dapat bertahan di butiran dahak yang kering dalam waktu lama. Bersama tiupan angin dan debu tanah,  kuman kering itu dapat masuk ke saluran napas, saluran pencernaan dan kulit orang lain.  Kalau daya tahan si penerima kuman sedang lemah,  dapat terjadi TBC paru,  TBC usus atau TBC kulit. 

Sulit memang memastikan mana restoran yang karyawannya sehat semua,  terjamin pemeriksaan kesehatan berkalanya dan mana yang tidak. 

Menyebut nama Pasien kemana-mana untuk kasus penyakitnya,  merupakan pelanggaran etis kerahasiaan Pasien. Di sisi lain adalah kewajiban melindungi diri dan teman kerja atau keluarga lain dari tertular penyakit berbahaya yang dapat menular lewat dahak,  liur atau cairan tubuh orang lain yang bekerja di rumah makan. 

"Seharusnya semua restoran yang banyak pelanggannya ada semacam sertifikasi sehat pemasak dan penyaji makanannya.  Kalau tidak kita jadi was-was begini... "Kata Saya. 

Ini penting, karena beberapa penyakit seperti demam tifoid, hepatitis A,  virus dan bakteri Coli diare,  menularnya lewat makanan juga.  Sementara hepatitis B,  HIV dan malaria tidak bisa,  karena harus kontak darah segar dan cairan tubuh segar. 

"Jadi,  memesan makanannya dimana sekarang?  Yakin restoran lain itu semua karyawannya sehat? "Tanya Saya penasaran. 

"Mau aman,  makan jatah rumah sakit saja Dok, pemasak disini pemeriksaan kesehatan tiap tahun ada.  Atau bawa makanan dari rumah,  tetapi kalau terpaksa beli "online" ya berdoa sajalah,  tidak tertular penyakit apa-apa. " Katanya.

Demikianlah polemik yang terjadi akibat satu pemasak makanan di sebuah restoran langganan ketahuan penyakit menular yang berat. Etis kerahasiaan Pasien tetap dijaga, tetapi hak sebagai pelanggan juga tetap diberdayakan,  melindungi diri,  teman dan keluarga. 

Maka,  setiap restoran seharusnya punya jaminan sehat mirip "sertifikasi halal" oleh Dinas Kesehatan atau Dinas Perdagangan. Dan kalau ada karyawan yang sakit menular harap segera diobati dan jangan memasak atau menyajikan makanan dahulu sebelum tidak menularkan lagi. 

dari FB Kompal
dari FB Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun