Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Saya Perlu Buka Kancing Baju Saya, Dok?"

27 Januari 2018   00:58 Diperbarui: 28 Januari 2018   15:40 5371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan di atas ditanyakan oleh Pasien, masih gadis, 20 tahunan awal, cantik, pakaiannya sopan dan tampaknya sudah siap diperiksa dokter, karena memakai baju yang berkancing di depan dari atas sampai ke bawah, dan rok yang lebar. Walau berhijab, namun hijabnya yang praktis, langsung bisa dibuka dan dipakai dengan cepat, tidak pakai jarum pentul.

"Oh, nanti. Kita ngobrol dahulu, mbak ini sesak napasnya sejak kecil atau baru saja? Ada pelihara kucing atau binatang lain? Ada yang merokok di rumah?" Saya menanyakan beberapa pertanyaan penting untuk sakit asma yang tertera di rujukan BPJS Kesehatannya dan si Pasien saya persilahkan berbaring dan membuka kancing bajunya 3 teratas sesudah perawat pendamping saya masuk. Si perawat tadinya mengantar pasien sebelumnya ke bagian pengambilan obat.

Sebenarnya, bunyi napas si Pasien sudah terdengar mengi kayak anak kucing mengiau lirih, tanpa stetoskop saya menempel di dadanya. Tetapi si gadis ini sepertinya sudah siap diperiksa dengan teliti dan paham bahwa akan ada perabaan ke tubuhnya oleh tangan saya dan alat pemeriksaan lain.

"Asma saya sudah parah, dok?" tanyanya.

"Oh, kita lakukan spirometri saja, dahulu. Itu alatnya di ruang tindakan." Perawat poliklinik pun mengantar si pasien ke ruang pemeriksaan spirometri dan akhirnya didapatkan bahwa kemampuan menghembuskan napaspaksa dalam 1 detik pertamanya hanya 20%, padahal sebaiknya di 80% ke atas, jadi pasien ini termasuk asma berat. Untuk yang satu ini si pasien tidak perlu buka baju.

Saat kasus lain, ada pasien wanita 40-an tahun datang dengan keluhan buang air besar berdarah merah, sudah berminggu-minggu dan nyeri sekali, tetapi saat mau diperiksa dia berkata, "Saya tidak perlu buka celana, bukan, Dok?" katanya.

"Oh, tidak apa-apa, tetapi mohon ibu tanda tangan di bawah ini, kalau tidak mau diperiksa anusnya," kata Saya.

Si ibu membuat pernyataan dan menandatangani, saya sebagai dokter, perawat poli sebagai saksi saya dan suami si ibu sebagai saksi dia juga tanda tangan. Artinya, si ibu bersedia diobati hanya dari anamnesa saja saja dan tidak melakukan pemeriksaan fisik.

Jadi, pemeriksaan fisik di kedokteran itu seharusnya memang teliti dari rambut sampai ke ujung kaki. Di negara lain, malah pasien membuka semua baju, celamanya dan dipakaikan baju pemeriksaaan seperti piyama. Namun seiring perkembangan sosial budaya dan jaman, maka ada penyesuaian-penyesuaian. yang penting, saat mau diperiksa kita menjelaskan dahulu mau memeriksa apa dan apakah pakaian di daerah itu perlu dibuka atau tidak dan pasien boleh menolak buka-bukaan, asal memberikan pernyataan tertulis.

Selain pemeriksaan fisik oleh Dokter, ada beberapa pelayanan di rumah sakit yang memerlukan Pasien membuka pakaiannya sebagian atau seluruhnya, antara lain:

- Ronsen dada atau perut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun