Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Insulin Itu Tergantung Porsi Makan dan Seberapa Hobi Bapak Disuntik"

22 Januari 2018   22:40 Diperbarui: 24 Januari 2018   17:20 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat pemeriksaan gula dan demonstrasi (dok.pri)

"Kok ada istilah 'hobi' disuntik, Dok?" Tanya si Pasien 40 tahunan yang terbiasa menyuntik insulin 4 kali sehari, penasaran.

"Bapak disuntik 3 kali insulin jenis kerja cepat dengan dosis 12 unit, makan pagi, siang dan malam, lalu disuntik lagi 1 kali insulin kerja panjang di sore hari dengan dosis 10 unit. Itu menurut saya tidak efisien, karena gula darah bapak saat ini sudah 189 mg/ dL," kata saya.

"Waktu dirawat tahun lalu karena gula darah tinggi di atas 400 dan serangan jantung, saya disuntik 4 kali, Dok. Selama 7 hari rawat inap. Makanya sekarang saya terbiasa dosis itu, disuntik beberapa kali sehari dan memang tetap sehat saja, karena makan juga saya jaga, tidak serakus dahulu," akunya.

Sebelum serangan jantung itu makannya sering berlemak, cepat saji dan tidak terkendali, setiap dua jam dia lapar dan makan, merokok minimal sebungkus sehari dan sesekali minum beralkohol, akibat banyaknya pekerjaan di kantor yang menguras mental dan waktu.

"Merasa capek atau tidak disuntik empat kali sehari? Bagaimana kalau saya usulkan hanya sekali sehari atau diganti obat makan saja?" tawaran saya.

"Kalau dilepas insulinnya, saya tidak berani, Dok. Pernah tiga hari tidak suntik insulin, saya ganti obat makan, badan jadi lemas. Kalau dibuat satu kali sehari, bolehlah , Dok. Yang dilepas yang mana?" tanyanya.

"Yang disuntik tiga kali sehari, insulin kerja cepat, Pak. Itu berguna sekali saat perawatan di rumah sakit atau untuk pasien yang sulit mengontrol makan, jadi kalau sudah makan banyak, dia harus periksa gula darahnya dan langsung suntik di bahu kiri atau kanan bergantian insulin kerja cepat dengan dosis sesuai kenaikan gula darah," lanjut saya.

Contoh pengaturan suntikannya:

  • Gula darah sesaat 150-200 mg% suntik sub kutan (dibawah kulit) 4 unit insulin kerja cepat.
  • Gula darah sesaat 200-250 mg% suntik sub kutan (dibawah kulit) 8 unit insulin kerja cepat.
  • Gula darah sesaat 250-300 mg% suntik sub kutan (dibawah kulit) 12 unit insulin kerja cepat.
  • Gula darah sesaat 300-350 mg% suntik sub kutan (dibawah kulit) 16 unit insulin kerja cepat.
  • Gula darah sesaat 350-400 mg% suntik sub kutan (dibawah kulit) 20 unit insulin kerja cepat.
  • Gula darah sesaat 450-500 mg% suntik sub kutan (dibawah kulit) 24 unit insulin kerja cepat.
  • Gula darah sesaat lebih 500 mg% suntik sub kutan (dibawah kulit) 28 unit insulin kerja cepat.

Ada beberapa pusat pendidikan di Pulau Jawa mengatur kenaikan dosis memakai kelipatan lima, itu semua tergantung penelitian di tempat masing-masing.

Saya menyarankan untuk Si Bapak yang kadar gula sewaktunya sudah di bawah 200 mg/dL, hanya memakai insulin kerja lama yang disuntik sore hari, sambil terus mengendalikan makannya dan berolah raga, karena semakin turun berat badan, gula darah cenderung turun juga.

"Benar, Dok. Waktu serangan jantung tahun lalu berat saya 96 Kg, sementara tinggi badan 168 cm. Sekarang berat badan saya sudah 72 Kg," katanya lagi.

"Kalau saya mau insulin kerja lamanya saja, tetapi disuntik dua kali, boleh, Dok?" tanyanya penasaran.

"Ya, itu tadi, kalau mau kerja insulin kerja lamanya disuntik dua kali, bagi saja jadi 5 unit pagi, 5 unit sore, kalau mau disuntik lima kali ya bagi saja 2 unit insulin kerja lama per lima jam. Kalau mau suntik 10 kali ya suntik 10 kali 1 unit per 2 jam. Itu artinya Bapak memang sangat gemar disuntik, padahal efek obatnya kalau digabung 1 kali dan dibagi 10 kali ya sama saja," jawab Saya. 

"Ya, tidak sampai 'sehobi' begitulah, disuntik. Masalahnya belum ada yang menjelaskan kegunaan insulin seperti ini, Dok," katanya malu-malu, karena dianggap gemar suntik-menyuntik.

Banyak pasien belum sepenuhnya mengerti, kapan harus memakai insulin kerja panjang dan kapan harus memakai yang kerja singkat. Untuk rawat inap pasti pilihan utama ya yang kerja cepat. Tetapi kalau sudah rawat jalan, pilihan pertama kalau tidak ada komplikasi yang berat, obat oral dahulu, sesudah dicoba 2 jenis dengan dosis maksimal masih gula darah sewaktu belum di bawah 200 mg/dl (ada pendapat ahli lain kurang 140 atau kurang 180 mg/dL), maka dapat beralih ke insulin yang kerja lambat (24 jam). Kalau dosis insulin kerja lambat sudah 40 unit, masih saja gula sewaktunya atau puasanya di atas normal, maka insulin kerja cepat boleh diberikan dan sebaiknya periksa gula darah dahulu sebelum suntik, mencegah hipoglikemia.

Jadi, apakah insulin bisa disuntik sampai 24 kali sehari? Mungkin saja, kalau dosis insulin kerja panjangnya dibagi 24 dan si pasien sangat suka ("hobi") disuntik. Tetapi apakah efektivitasnya sama dengan disuntik 1x sore atau malam dengan dosis penuh? Saya belum tahu, karena belum ada penelitiannya, hanya saja, secara dosis ya aman, karena yang harusnya 1x dibagi 24 kali dan semuanya kerjanya 24 jam.

dari FB Kompal
dari FB Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun