"Kalau saya mau insulin kerja lamanya saja, tetapi disuntik dua kali, boleh, Dok?" tanyanya penasaran.
"Ya, itu tadi, kalau mau kerja insulin kerja lamanya disuntik dua kali, bagi saja jadi 5 unit pagi, 5 unit sore, kalau mau disuntik lima kali ya bagi saja 2 unit insulin kerja lama per lima jam. Kalau mau suntik 10 kali ya suntik 10 kali 1 unit per 2 jam. Itu artinya Bapak memang sangat gemar disuntik, padahal efek obatnya kalau digabung 1 kali dan dibagi 10 kali ya sama saja," jawab Saya.Â
"Ya, tidak sampai 'sehobi' begitulah, disuntik. Masalahnya belum ada yang menjelaskan kegunaan insulin seperti ini, Dok," katanya malu-malu, karena dianggap gemar suntik-menyuntik.
Banyak pasien belum sepenuhnya mengerti, kapan harus memakai insulin kerja panjang dan kapan harus memakai yang kerja singkat. Untuk rawat inap pasti pilihan utama ya yang kerja cepat. Tetapi kalau sudah rawat jalan, pilihan pertama kalau tidak ada komplikasi yang berat, obat oral dahulu, sesudah dicoba 2 jenis dengan dosis maksimal masih gula darah sewaktu belum di bawah 200 mg/dl (ada pendapat ahli lain kurang 140 atau kurang 180 mg/dL), maka dapat beralih ke insulin yang kerja lambat (24 jam). Kalau dosis insulin kerja lambat sudah 40 unit, masih saja gula sewaktunya atau puasanya di atas normal, maka insulin kerja cepat boleh diberikan dan sebaiknya periksa gula darah dahulu sebelum suntik, mencegah hipoglikemia.
Jadi, apakah insulin bisa disuntik sampai 24 kali sehari? Mungkin saja, kalau dosis insulin kerja panjangnya dibagi 24 dan si pasien sangat suka ("hobi") disuntik. Tetapi apakah efektivitasnya sama dengan disuntik 1x sore atau malam dengan dosis penuh? Saya belum tahu, karena belum ada penelitiannya, hanya saja, secara dosis ya aman, karena yang harusnya 1x dibagi 24 kali dan semuanya kerjanya 24 jam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H