" Liburan itu melelahkan! Liburan itu keluar banyak uang!" Katamu.
" Iya, tetapi liburan itu menyenangkan juga, bukan?" Kataku.
" Menyenangkan, sih. Tetapi hanya sementara, kan? Sesudah itu balik lagi kejenuhannya." Katamu.Â
Iya, juga, ya? Kalau dipikir-pikir, sih.
"Tetapi Liburan itu anggaplah investasi. Karena sesudah liburan, kita dokumentasikan, kita sebarkan ke dunia maya, maka itu kisah bisa menjadi marketing,naikkan brandingname,bisa dibuat buku perjalanan yang dijual dan juga bisa buat refreshingmenyenangkan hati ketika jenuh dan gundah.
Bagi yang setuju maka harus ingat, untuk uploadkisah perjalanan di China (Tiongkok), tidak dapat memakai youtube, facebookatau twittertetapi malah bisa dilakukan di Kompasiana yang dibolehkan di China.
Awal tahun ini kami memutuskan berkelana di negeri China Selatan, konon kabarnya nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, selatan China, tetapi sebaiknya memang ke pegunungan yang terkenal sebagai lokasi syuting film Avatar ini jangan di musim dingin. Karena kabut dan udara dingin mengganggu pemandangan alam yang indah.
Untung salah satu peserta tur orang Selandia Baru menawarkan ikut wisata ke Guna Naga Kuning. Disini tidak terpengaruh cuaca dan obyek wisata yang konon investasinya memakan dana 2 trilyunan rupiah itu sangat indah dan sulit terlupakan.
Liburan sekolah anak-anak tahun ini bertepatan dengan liburan lebaran, makanya kami dapat melakukan liburan ke Paris nan romantis. Tiketnya kebetulan dapat yang murah dari Kuala Lumpur ke Paris pulang pergi perorang hanya 6,5 jutaan.
Dua ibu kota dua negara terdekat di dunia ada di Eropa Tengah berkesempatan kami kunjungi di liburan pertengahan tahun ini, ditambah satu ibu kota pecahan Cekoslowakia, trio ibukota ini adalah Wina-Bratislava-Praha.
Jangan lupalah wisata dalam negeri, maka saya pun di sela-sela seminar atau rapat ke beberapa kota tetap membuat liputan jalan-jalan ke tempat wisata yang baru atau unik seperti di Bangka, salah satu musium dan "hot spot" memandangi Merapi di Yogyakarta.
Terakhir, mungkin menjadi beban pikiran semua pelancong adalah masalah oleh-oleh, terutama bila dari luar negeri, maka saya usulkan ini sebagai pemecahannya.
Masuk di akal atau tidak bagimu, namun bagi saya liburan tetaplah investasi, terutama bagi anak-anak, minimal saya tekankan, kalau mereka besarnya mau jalan-jalan yang bermutu, maka harus belajar yang baik, supaya nantinya dapat kerja yang bagus dan berhak liburannya juga yang tak terlupakan seperti yang bapaknya kasih saat kecil.Â
Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H