Siapa bilang saya berkompasiana karena kurang kerjaan? Pekerjaan saya banyak sekali dari praktek, visite pasien rawat inap, antar-jemput anak sekolah atau les, sampai menjaga air malam hari karena di Palembang ledengnya tidak mengalir 24 jam.
Ada sesuatu di Kompasiana yang bagi kami praktisi kesehatan merupakan nilai lebih yang menjadi motivasi menulis, karena banyak tokoh-tokoh penting yang memegang kendali di negeri ini ikut menjadi kompasianer ataupun kalau tidak punya tim sukses disini, andaipun tidak keduanya, paling tidak membaca sesekali Kompasiana kalau ada yang viral.Â
Jadi, kalau ada sesuatu yang saya rasa kurang pas dan mau menyatakan pendapat mengikuti prosedur birokrasi secara struktural atau secara kolegium, akan memakan waktu panjang, karena saya harus memiliki posisi tertentu dulu supaya punya hak bersuara. Tetapi bila kita menulis di Kompasiana dan kebetulan usulan itu masuk akal dan viral di media sosial di-sharing kemana-mana, bukan mustahil akan langsung ditindaklanjuti oleh pihak terkait.
Berikut adalah artikel kesehatan yang berbentuk usulan atau protes ke pihak terkait tentang apa dan bagaimana seharusnya sistem diperbaiki, antara lain:
1. Tentang dokter atau perawat yang tidur saat bertugas, boleh atau tidak? Saya berpendapat sesuaikan saja dengan perjanjian kerja di tempat masing-masing, kalau tidak boleh tidur ya jangan tidur, tetapi kalau tidak ada larangan ya disesuaikan kondisi saat itu, selengkapnya dapat dibaca disini .
2. Mengenai BPJS Kesehatan yang menurut saya sangat banyak manfaatnya, namun tetap harus diperbaiki sistemnya untuk mencegah ketidak efisienan akibat nakalnya peserta seperti meminta diresepkan obat-obat mahal untuk kemudian dijual pada penadah seperti ini . Â Untuk para peserta yang sering menunggak, saya informasikan bahwa ada kerugiannya kalau suatu saat diperlukan dan ternyata tidak aktif seperti tulisan berikut.Â
Lalu mengenai munculnya wacana bahwa BPJS Kesehatan membandingkan pendanaan asuransi kesehatan di negara lain untuk penyakit katastropik yang ada pola cost sharing,saya mengusulkan pemanfaatan asuransi selain BPJS Kesehatan yang dimiliki peserta yang relatif mampu selengkapnya disini . Terakhir saya melihat sulitnya mengembalikan beberapa pasien kronis BPJS Kesehatan yang sudah stabil ke Fasilitas Kesehatan Primer karena beberapa alasan ini.
3. Saya juga mengusulkan supaya rumah sakit menggunakan dana CSR untuk menolong pasien gawat darurat yang miskin supaya tidak membahas uang dahulu di UGD, selengkapnya dapat dibaca disini.
4. Mengenai asuransi yang dianggap riba oleh beberapa teman sejawat seperti ini ataupun adanya oknum yang sering pura-pura sakit demi uang asuransi atau demi menghindari proses hukum dibahas pula berikut ini.
5. Adanya perusahaan-perusahaan yang seringkali tidak mengangkat pegawai hanya karena bekas penyakit di paru-paru (bekas TBC) padahal si pasien sudah sehat, saya berpendapat seperti ini.
6. Terakhir, adanya aplikasi kesehatan online yang mulai banyak saat ini mulai saya sikapi dengan memberikan rambu-rambu kapan harus diikuti dan kapan harus ketemu yang dokter secara fisik, selengkapnya disini .