Penyakit autoimun adalah kelainan sel imun tubuh (Sel limfosit T, sel limfosit B, dan sel jalur monositik) yang mengakibatkan hiperreaktifasi sel B poliklonal yang menghasilkan autoantibodi dan meningkatnya sitokin-sitokin proinflamasi.Â
Istilah kedokteran ini amat rumit ya? Intinya begini, ada sel pertahanan tubuh namanya limfosit T, dia kehilangan kemampuannya untuk mengontrol kapan waktu menyerang dan bertahan jika ada musuh alias virus. Lalu, ia membuat sel-sel lain sehingga menyerang sel tubuh sendiri yang dipikirnya musuh.
Dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam di Yogyakarta tanggal 22 Desember 2017, dr. Deshinta Putri Mulya, M.Sc. SpPD-KAI menyampaikan materinya tentang peran vitamin D dalam mencegah penyakit autoimun ini. Materi ini diberikan berkat temuan pada beberapa pasien dengan penyakit autoimun memiliki kadar vitamin D yang rendah. Karena di beberapa pasien yang berpenyakit dengan dasar autoimun ditemukan kadar vitamin D yang rendah.
Vitamin D sendiri ditemukan oleh MC. Collum yang menguji vitamin ini untuk menyembuhkan penyakit tulang yang dinamakan rakhitis. Mungkin Anda pernah mendengar nama penyakit lupus? Itu salah satunya. Yang lain adalah multiple sclerosis, irritabel bowel disease juga penyakit diabetes melitus tipe 1 yang diyakini karena pankreas pasien rusak akibat proses autoimun sejak masih usia muda bahkan bayi.
1. Minyak ikan scod.
2. Telur.
3. Susu.
4. Ikan salmon, tuna, makarel.
5. Udang.
6. Daging