Memang fisioterapi ini ada 5 kali pertemuan sebagai satu paket tindakan. Pertemuan pertama konsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medis, lalu setelah ditentukan alat yang akan digunakan, si pasien menjalani 4 sesi dan terakhir berkonsultasi ke dokter 'rehab' untuk ditentukan apakah perlu lanjutan atau cukup.
Pelayanan fisioterapi ini ditanggung BPJS Kesehatan dan sangat berguna untuk pasien manula untuk mengurangi ketergantungan terhadap obat anti nyeri yang sering menimbulkan penyakit berat katastropik gagal ginjal yang berujung pada cuci darah (hemodialisa).
Beberapa pasien memang merasakan manfaat terapi non invasif ini dan dapat mengurangi obat antinyerinya dari tiap hari menjadi 1 kali per 3 hari saja.
Kalau semua pasien lansia yang rematik kambuhan dapat difioterapi dan tidak tergantung obat antinyeri lagi, mungkin nantinya biaya cuci darah yang secara nasional jumlahnya fantastis dapat dikurangi atau minimal jangan bertambah banyak. Lebih baik pusat rehabilitasi medis beginian yang diperbanyak daripada pusat cuci darah yang lebih mahal.
Demikianlah hasil mengintip saya di ruang fisioterapi yang baru dibuka, mungkin 10 tahun lagi saya mulai jadi pasien rutin disini. Tetapi mudah-mudahan kalau rajin berenang dan makan yang sehat, jauh-jauh deh nyeri sendi dan tulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H