"Yang...Ini saya di 'mall', ya. Anak kamu ketemu aku lalu jambak-jambak rambutku. Padahal aku jawab pertanyaan dia baik-baik, yang..." Yini Yun, sang wanita seksi penggoda usia awal tiga puluhan melaporkan kejadian memalukan itu kepada pacarnya yang sudah punya anak lima dan istri satu.
Salah satu anak yang sudah remaja, Mika yang mulai mengerti rasa sakit hati mamanya membuntuti selingkuhan papanya dari rumahnya bersama teman-temannya dan di 'mall' itu dia minta direkam saat rambut sang 'pelakor' (singkatan dari perebut laki orang) dia grasa-grusu rambut pirang nan panjangnya.
"Mita, pulang! Nanti papa hukum kamu tidak dikasih uang jajan tiga bulan..."Ancam sang ayah, via telepon begitu selingkuhannya sesengukan melapor peristiwa yang menyayat hati dipermalukan di tempat ramai.
"Papa jahat. Papa lebih mencintai betina jalang itu daripada mama dan kami..."Jerit Mita di 'mall' itu juga.
"Om jahat! Kalau mau hukum Mita, hukum kami juga...Ya,kan?" Dwi, teman Mita yang merekam peristiwa seru haru biru tadi ikutan nimbrung 'nyeletuk' di telepon, membuat Mita jadi bingung, apa urusannya papanya menghukum temannya?
"Ya, ommm.."Pekik yang lain lebih tidak nyambung.
"Pokoknya, pulang!" Papa di tempat yang jauh sana pun marah besar.
Kejadian siang dua hari yang lalu itu ternyata malamnya ditayangkan secara 'online' via youtube oleh Mita dan keesokan harinya sang Papa yang pengusaha sukses langsung kelabakan diminta wawancara oleh wartawan, ditanya rekan-rekan bisnis dan oleh keluarga besarnya dan keluarga besar istrinya. Tambah pusing lagi tiga hari kemudian sang istri resmi menggugat cerai.
"Hmmmm.....Nasib kita sama Yini Yun. Dilabrak orang di 'mall' gara-gara kita dikejar-kejar orang dan kita ladeni, kita minta dimanja dengan ini-itu mereka pun mau memberikan, asal bisa dekat dan tidur dengan kita,kan?" Keluh Aca Caya, seorang pemuda tampan, ganteng yang kerjanya menjadi makelar proyek-proyek pemerintah di daerah maupun di pusat.Â
Dia punya perusahaan fiktif 5 buah di bidang konstruksi, konveksi, katering, transportasi dan percetakan yang hanya berperan memenangkan tender-tender yang sudah 'diijon' duluan, lalu sesudah menang, maka proyek tersebut langsung dilepas pada pihak ketiga sesudah memotong anggarannya 40%, 15% untuk Aca dan 25% buat pejabat si pemberi proyek.
Mereka berdua tiap merasa 'lonely' selalu mampir di 'The Club', tempat nongkrong kaum' jetset' ibu kota yang tiap hari ada 'life music' berkelas. Aca juga suka berkencan dengan wanita-wanita kesepian berkelas, pengusaha kaya atau istri pejabat berkantong tebal yang merasa kurang kasih sayang dari rumah.