"Kakek juga kena kencing manis sekarang, Â berapa gulanya waktu ketahuan? " Tanya saya pada kakek 60 tahunan yang biasanya hanya menemani istrinya kontrol diabetea.Â
"Di puskesmas pernah 270-an dok. Â Disuruh olahraga sama atur makan dahulu, Â sekarang jadi 180-an saat puasa, Â jadi kata dokternya harus makan obat rutin. " Dan si dokter Puskesmas memberi obat golongan metf**min 2 kali sehari, di poliklinik saya gulanya sudah 150-an tanpa puasa.Â
"Memangnya bisa menular, Â dok kencing manis istri ke saya. Â Anak kami juga ada satu diopname karena sakit ini bulan lalu. " Tanyanya penasaran.Â
"Bukan, Â pak. Â Kencing manis tidak menular. Â Ada faktor keturunan, Â ada bakat kencing manis dari orang tua tetapi ada juga yang didapat akibat makanan yang berglukosa dan minyak berlebihan, Â infeksi pabriknya insulin di pankreas, Â rokok, Â alkohol dan lain sebagainya. "
Si nenek kena 5 tahun lalu karena luka di kaki yang tidak sembuh-sembuh, Â sementara si kakek memang masih merokok sampai bulan lalu. Anak mereka tiga usia dewasa muda dan sudah dua yang kena diabetes.Â
"Nah, Â kalau di Amerika atau Eropa, Â biasanya calon suami istri disarankan pemeriksaan kesehatan sama-sama melihat ada atau tidak 'bakat'atau gen sakit kronis dan berbahaya. Â Kalau ada yang sama-sama punya, Â disarankan berunding lagi apakah masih mau melanjutkan pernikahan dengan segala resikonya."Saran saya.Â
"Boro-boro tes kesehatan jaman dulu, Â dok. Â Tahu ada diabetes di saya saja, Â suami tetap saja merokok dan makan tidak dibatasi.. "Kata si nenek.Â
Setelah tahu ada bakat penyakit ini, Â maka semua keluarga besarnya pun masuk BPJS Kesehatan, Â karena ada resiko pengeluaran besar tanpa jaminan asuransi.Â
Karena hanya BPJS lah yang sangat siap menanggung penyakit-penyakit kronis berkomplikasi berat seperti ini dengan syarat dan ketentuan yang relatif mudah dan murah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H